Twibbon Hari Kebangkitan Nasional yang disingkat Harkitnas semarak terpasang di berbagai status bersama foto diri. Semangat memposting foto Harkitnas sejalan dengan tema tahun ini yaitu BANGKIT! KITA BANGSA YANG TANGGUH. Dengan tema tersebut, diharapakan dapat menumbuhkan dan menguatkan semangat gotong royong untuk mempercepat pulihnya bangsa dari pandemi COVID-19.
      Penetapan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 113 tahun merujuk pada tanggal berdirinya organisasi Budi Utomo, 20 mei 1908. Latar belakang terjadinya Hari Kebangkitan Nasional adalah bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sejarah Kebangkitan Nasional
      Tumbuhnya rasa kesadaran nasional sebagai "orang Indonesia" ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah pemuda (28 Oktober 1928). Hal tersebut terjadi pada awal pertengah abad ke -20 dimana mulai muncul sejumlah organisasi kepemimpinan yang baru.
      Belanda membantu menciptakan sekelompok orang Indonesia yang terpelajar melalui kebijakan Politik Etis. Penerapan Politik Etis pada bidang pendidikan dilakukan tidak merata. Pendidikan Belanda hanya diberikan kepada segelintir anak-anak elit pribumi. Maksud pemberian pendidikan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja klerikal untuk birokrasi kolonial di Indonesia. Para elit pribumi yang mengenyam pendidikan Belanda memanfaatkannya untuk menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional.
Faktor Pendorong Kebangkitan Nasional
      Secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : (1) penderitaan akibat penjajahan; (2) kejayaan masa lalu seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau majapahit; (3) munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.
      Faktor ekternal meliputi (1) munculnya paham baru seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme di Eropa dan Amerika; (2) kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara  di Asia untuk melawan negara barat dan (3) munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Kongres Nasional India, Turki Muda, dan Gandisme.
Berdirinya Budi Utomo
      Pada tahun 1907 Dr.Wahidin Sudirohusodo melakukan kunjungan ke sekolah almamaternya dan bertemu dengan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleideng van Indische Artsen) atau sekolah dokter untuk bumiputera, cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.  Pertemuan tersebut menimbulkan gagasan membentuk organisasi yang dapat mengangkat derajat bangsa. Gagasan menjadi ide bagi Soetamo dan teman-temannya untuk mendirikan Boedi Oetomo di Jakarta pada tanggal 20 mei 1908. Tokoh pendiri Budi Utomo di antaranya Dr Soetomo, Soeraji Tirtonegoro, Goenawan Mangoenkoesoemo, dan lainnya.
      Sejak awal pendirian Budi Utomo adalah untuk mencerdaskan bangsa bukan untuk melakukan kegiatan politik. Oleh karena itu dalam menjalankan kegiatannya tetap bekerja sama dengan pemerintah. Hal tersebut terbukti dari tahun 1908 sampai 1926, Budi Utomo masih bergerak di bidang sosial dan budaya, tidak menyentuh politik.