Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka yang Tersimpan

12 Maret 2023   10:35 Diperbarui: 12 Maret 2023   10:41 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duka yang tersimpan

Serasa semesta terselimuti kabut
Tak ada denyut kehidupan yang menyambut
Sungguh dalam duka yang teramat sakit
Angin dingin menyusup buatku menjerit

Menggigil pilu rasukin jiwa
Menghalau kabut yang tak juga sirna
Butiran embun dipucuk ilalang
Makin hidupkan bayangan yang kian hilang

Baca juga: Pertemuanku

Senyumnya hampir pudar terbawa awan
Sesakan secuil kenangan
Kestiaan bukanlah lagi kemenangan
Harta dunia yang memegang peranan

Kekasih hati berpaling pada yang lain
Kialauan hartalah penyebabnya
Kucoba berdiri dan berjalan
Lupakan semua kenangan lama

Kutahu kabut kan berlalu
Embun juga kan sirna
Bersamaan dengan hadirnya mentari
Tapaki kehidupan baru tanpamu

Note : puisi imaji, puisi ngasal, kegabutan yang hqq, rehat setelah mencuci hahaha. makasih sudah berkenan membaca puisi tak bermutu dariku. salam sehat selalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun