Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pembentukan Pribadi Anak Dimulai dari Keluarga

22 November 2022   10:14 Diperbarui: 22 November 2022   10:20 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kepribadian dan kedisplinan anak akan terbentuk dari kebiasaan serta kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan di rumah serta lingkungan tinggal dari usia dini pada saat tumbuh kembang anak. Hal ini akan sangat berpengaruh pada perilakunya saat anak sudah mulai dewasa dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang kemudian akan menerapkan pada keluarga barunya nanti.

Pada artikel ini saya ingin berbagi kebiasaan yang saya lakukan sejak mereka masih kecil bahkan saat anak sulungku yang sekarang sudah mulai berkarya.

  • Pamitan atau minta ijin kemanapun pergi pada orang tua. Akan pergi kemanapun dalam lingkup keluargaku wajib ijin terlebih dahuu pada orang tua. Apabila orang tua sedang tidak ada di rumah, maka ijin by phone atau whatsapp. Misalkan dari sekolah ada acara belajar kelompok mendadak tanpa ada rencana atau menengok teman yang sakit, atau si kakak pulang kerja mau ada meeting di luar sekalian info pulang jam berapa.
  • Jabat tangan, cium tangan pada anggota keluarga yang lebih tua dan berpelukan. Kebiasaan ini saya berlakukan sejak anak saya masih bayi dan sampai sekarang yang si bungsuku sudah duduk di kelas tiga SMA yang tinggi badannya sudah melebihi tinggi badan saya dan sudah berkumis pula, kami masih menerapkan kebiasaan ini. Si adik juga harus berjabat tangan, cium tangan kakaknya apabila berangkat terlebih dahulu setelah sama orang tuanya. Biarpun kadang kalau kakaknya WFH harus tetap dipamiti biarpun masih tidur.
  • Menjalankan ibadah. Sangat dianjurkan dalam keluarga menjalankan ibadah. Karena saya muslim maka yang harus wajib dilaksanakan adalah sholat lima waktu yang tidak boleh ditinggalkan, menjalankan ibadah wajib yang lainnya, berbuat baik serta menjalankan ibadah sunah. Apabila ada yang terlupa maka akan saling mengingatkan.
  • Memberikan teguran apabila ada yang salah. Apabila salah satu anggota keluarga ada yang melakukan kesalahan, maka harus saling mengingatkan. Biarpun misalkan yang salah adalah orang tua maka wajib diingatkan dengan bijaksana tanpa menyinggung perasaan.
  • Menjaga perasaan satu dengan yang lainnya. Perasaan kami kadang up and dwon. Pada saat salah satu dari kami sedang bad-mood maka anggota keluarga yang lain tidak menggangu dan bahkan saya sebagai ibunya sering menanyakan ada masalah apa dan berusaha memberikan solusi atas masalah yang sedang dihadapi.
  • Adab bicara pada yang lebih tua. Menurut saya ini juga sangat penting yang juga dan saya terapkan pada keluarga saya. Menyarankan dan memberi contoh untuk berkata sopan, dilarang ada kata makian atau kata-kata yang tidak baik antara anggota keluarga.

Semoga kita diberikan kemudahan oleh Tuhan dalam mendidik anak-anak kita menjadi pribadi yang baik, tangguh, taat dalam ibadah, mampu menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan senantiasa bermanfaat bagi sesama. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun