Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka

16 Oktober 2022   12:07 Diperbarui: 16 Oktober 2022   12:09 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi menggeser fajar yang mendung
Suasana hati murung
Akhir cerita cinta berkabung
Lelehkan embun diujung ilalang

Asa yang berhasil kutambang hilang
Rasa perih kian meradang
Lara semakin menggunung
Kabut tebal menutup kisah kasih yang terpasung

Hati patah mengakhiri kisah
Sukmaku masih saja belum goyah
Kenang berjuta memori indah
Ingin kuberlari jauh lupakan yang sudah

Baca juga: Hujan Oktober

Sebuah jiwa sengsara
Iklaskan kepergiannya
Kasih berikrar janji suci bersama pilihan bunda
Diantara lara terucap doa semoga kau bahagia

Kuhanya mampu bersujud
Menangis dalam doa-doa saat tahajud
Coba merenda lagi asa yang koyak
Tuk temukan keberkahan yang kian banyak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Sistem BPJS Error

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun