Mohon tunggu...
Sri Idawati Basri
Sri Idawati Basri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Tiba-tiba ia merasa ia hanyalah seorang homo fictus dan kehidupan yang ia jalani adalah ceritanya.. ~norman erikson pasaribu~

Selanjutnya

Tutup

Diary

Gagal Menjadi Jurnalis Kewreen

12 Februari 2022   13:37 Diperbarui: 22 Juni 2024   13:06 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sedikit cerita, Yang ada dibalik foto keren diatas, namanya mba atika, mba atika adalah jurnalis yg masih kuliah dan mantan seniorku di Lembaga Pers Mahasiswa Arena dsingkat LPM ARENA yang sampai sekarang masih jadi senior motivasi dan panutanku.

Kok bisa aku sebut mantan senior hehehe, jadi begini ceritanya, waktu aku pertama masuk kuliah dan masih jadi MABA pada saat itu aku dikirimkan link untuk mendaftar di LPM ARENA ini, karna menurut seniorku di AMALY klau LPM ini berkaitan dengan jurusanku yaitu Ilmu Komunikasi.
Nah mulai dari situ lah saya mendaftarkan diri tanpa mempersiapkan diri. Jadi LPM ARENA ini LPM milik UIN Sunan Kalijaga yg merekrut anggotanya anak UIN dari berbagai program studi.
Setelah pendaftaran saya lolos kemudian masuk tahap pertama tpi belum resmi jdi anggota jdi sebutannya anak magang.
Awal perkenalkan dan kebetulan waktu itu saya juga sudah djogja akhirnya diagendakan pertemuan antara anak LPM yg bertepatan di sekret LPM ARENA di daerah Sorowajan.
Dari situlah saya ketemu mba Atika dan Mba Ofa yg menurut saya mereka orangnya blak-blakan,tegas, disiplin tpi baik dan cepat berbaur. btw yg di foto mba ofa nga ada mba ofa lagi sakit gigi jdi masih terbaring lemah di tempat tidurnya setelah pulang dari Wadas kemaren buat liputan. Cepat sembuh ya mba ofa mic u mba


Tahap pertama kita disuruh buat liputan, ya karna disitu kita dilatih untuk menjadi seorang jurnalis dan saya dimentori langsung sama mba atika dan mba ofa, maaf ya mba waktu masih magang sering banyak nanya hehehhe.


Alhamdulillah tahap pertama berjalan lancar walau banyak ngeluh karna memang susah jadi seorang jurnalis dan itu nga mudah dan sekeren yg dibayangkan.


Masuk tahap kedua alhamdulillah "tumbang tereliminasi dan gugur"  karna memang persyaratan kedua kita disuruh terjun lapangan langsung dan melakukan liputan dan minimal seribu kata. Bayangkan seribu kata woy!!! dan itu saya benar bingung dan pusing mau nulis apa terkait liputan saya, ditambah lagi saya yg sama sekali tidak punya hobi nulis dan faktanya memang jadi jurnalis, ya nulis tentang fakta yg ada, gimana kalau narasumber yg kita wawancarai nga bnyak ngomong? gmna lagi klau narasumbernya cuma satu orang BAYANGKAN OVERTHINKING SERIBU KATA!!!!!!!
dan akhirnya aku yg tidak punya semangat dan ditambah lagi beban kuliah yg waktu itu sementara UAS. akhirnya kuputuskan tekadku untuk berhenti di LPM dan alhasil saya tereliminasi dan gugur. yah begitulah huhuhuhu.


Saking susahnya msuk LPM, susah bagiku tapi nga susah bagi mereka yang suka nulis dan berkeinginan penuh jadi seorang jurnalis.

Tapi dari kisah itu saya belajar bahwa sesuatu yang memang bukan menjadi keahlian dan keinginan kita memang akan sulit kita jalani dan pasti akan ada kekecewaan disana karna memang itu bukan suatu kebiasaan dan keahlian kita. Jadi klau memang mau pilih sesuatu yaa, memang harus berdasarkan pilihanmu sendiri dan kamu mampu dan nyaman melakukan itu. Kalau kamu sendiri nga kuasai dan nga nyaman, nanti malah pusing sendiri. Jadi bawaanya stress, nga nafsu makan, sakit, dan lain sebagainya.


And she is me dengan versiku sendiri hehehe✌

Terimakasih telah membaca kisah singkatku selama 20 tahun saya ada di bumi hehehehehe. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun