Gottman menekankan bahwa pelatihan kecerdasan emosional membantu anak mengembangkan empati, kasih sayang, dan kemampuan memecahkan masalah. Anak yang memiliki pemahaman yang baik tentang emosi mereka cenderung memiliki rentang perhatian yang lebih baik, memori yang lebih baik, dan kemampuan kognitif yang lebih baik, yang semua ini berkontribusi pada prestasi akademik yang lebih tinggi [13].
Dampak Jangka Panjang
Pelatihan kecerdasan emosional sejak dini tidak hanya berpengaruh pada masa kanak-kanak tetapi juga membawa dampak positif hingga dewasa. Anak-anak yang terlatih dalam kecerdasan emosional lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Mereka lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan hidup.Â
Selain itu, kecerdasan emosional yang baik memperkuat hubungan antara orang tua dan anak, menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengasuh, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan emosional anak [13].
Dengan demikian, kecerdasan sosial emosional adalah fondasi yang kuat untuk pengembangan anak secara keseluruhan, memberikan mereka alat untuk sukses tidak hanya di sekolah tetapi juga dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka di masa depan [16] [13].
Peran Orang Tua dan Guru dalam Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional
Strategi untuk Orang Tua
Orang tua memainkan peran krusial dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak, yang merupakan faktor penting untuk kesuksesan mereka di masa depan. Anak-anak cenderung menyerap pelajaran dengan cepat, sehingga penting bagi orang tua untuk mulai menanamkan kecerdasan emosional sejak dini. Salah satu cara efektif adalah dengan membiasakan anak berperilaku baik terhadap orang lain, memberikan contoh melalui kebiasaan sehari-hari seperti meminta bantuan dengan sopan.
Orang tua dapat membantu anak mengenal dan mengendalikan emosi mereka dengan membimbing mereka untuk mengungkapkan emosi saat situasi tertentu, seperti setelah menonton film atau mendengarkan cerita. Empati juga dapat ditanamkan dengan mendidik anak untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain, misalnya dengan membicarakan perasaan saat teman mereka kehilangan mainan.
Kerja sama dan gotong royong bisa diajarkan melalui pengalaman langsung, seperti meminta anak membantu pekerjaan rumah yang sederhana. Situasi konflik, seperti pertengkaran dengan saudara atau teman, juga dapat menjadi kesempatan untuk mengasah kecerdasan emosional anak. Membangun rasa percaya diri dan motivasi juga penting, dengan mengingatkan bahwa mencapai tujuan membutuhkan usaha dan waktu [20].
Strategi untuk Guru
Guru memiliki peran penting dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa, mulai dari meningkatkan kesadaran diri hingga mempertajam empati [23]. Pendidik dapat memberikan stimulasi yang edukatif untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosi anak sesuai dengan tahapan usianya. Aktivitas belajar sambil bermain, seperti bermain dalam kelompok kecil, bergiliran, atau berbagi dalam kegiatan kemanusiaan, dapat dioptimalkan untuk menstimulasi anak [22].
Mengelola kelas agar menjadi tempat yang aman dan nyaman juga penting untuk mengembangkan kemampuan sosial emosi anak. Guru harus menjaga perilaku sesuai dengan norma sosial dan nilai agama, seperti menghargai pendapat anak dan bersedia menyimak keluh kesah mereka. Memberikan pujian yang proporsional, baik lisan maupun non lisan, adalah cara efektif untuk mendukung perkembangan sosial anak [22].
Selain itu, guru dapat membantu siswa mengendalikan emosi dengan mengajarkan cara mengatasi emosi negatif, seperti teknik pernafasan atau olahraga ringan. Meningkatkan keterampilan sosial melalui pelatihan dan umpan balik terhadap perilaku sosial juga merupakan bagian dari strategi pengajaran. Melalui pendekatan ini, guru tidak hanya mendukung pengembangan akademik siswa tetapi juga membantu mereka mengelola tekanan dan mencapai hasil yang lebih baik [23].
Aktivitas dan Latihan untuk Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional pada Anak
Contoh-Contoh Aktivitas
Bermain peran adalah salah satu cara efektif untuk mengasah kemampuan sosial dan emosional anak. Anak-anak dapat belajar tentang berbagai kondisi dan situasi melalui permainan ini, yang membantu mereka menggunakan imajinasi untuk "menghidupkan" skenario cerita yang ada di dalam benaknya. Bermain boneka, misalnya, tidak hanya meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak, tetapi juga membantu mereka belajar cara berkomunikasi dan memahami emosi orang lain.