Mohon tunggu...
Sri Sadono
Sri Sadono Mohon Tunggu... Penulis - Pesepeda yang suka dengan dunia dokumenter dan budaya.

Penyuka sepeda yang suka meluangkan waktunya untuk melakukan dokumentasi kehidupan Jakarta dan aktivitas sosial-budaya. Pemilik dan pengelola situs www.jarakpandang.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Waktu dan Bersepeda di Jakarta

28 Maret 2020   18:31 Diperbarui: 28 Maret 2020   18:50 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini, sepeda tidak bisa lepas dengan aktivitas sehari-hari saya di Jakarta. Semula hanya digunakan untuk mendukung mobilitas untuk berburu foto,  hobi yang lebih dulu ditekuni sebelum kenal sepeda, sekarang sepeda sudah menjadi moda transportasi utama untuk pergi dan pulang bekerja.

Ingin ikut andil dalam pencegahan pemanasan global, atau alasan lain yang lebih filosofis, bukan jadi alasan utama mengapa akhirnya pilihan jatuh sepeda. Alasannya hanya soal waktu.

Dengan tempat tinggal di daerah Tanjung Barat, sedangkan tempat kerja daerah Palmerah, berjarak 19 km dari rumah, pilihan moda transportasi publiknya cukup banyak. Bisa menggunakan armada Trans Jakarta atau Commuter. Masalahnya, untuk menggunakan dua alternatif ini rute yang harus dilalui cukup berbelit.  

Misal, kalau menggunakan Trans Jakarta ada dua pilihan. Pertama, biasanya saya bawa motor dulu dari rumah ke Ragunan. Dari halte sentral Ragunan pilih jurusan Ragunan-Monas via Semanggi untuk turun di halte Jamsostek. Baru kemudian transit ke arah Grogol-Pluit turun di halte Slipi Petamburan. Dari halte ini pilihannya jalan kaki lagi sekitar 15 menit atau lanjut dengan angkotan kota ke Arah Kebayoran Lama. Untuk cara ini paling cepat butuh waktu 1,5 jam. Tapi, paling sering makan waktu dua jam lebih. 

Alternatif lainnya naik Trans Jakarta lewat Lebak Bulus. Dari rumah jalan kaki dulu sekitar 800 meter, lalu naik Trans jurusan Kampung Rambutan-Lebak Bulus. Dari Lebak Bulus berlanjut ke arah Harmoni turun di Kebayoran Lama. Dari halte tersebut seringkali mesti menunggu lama Trans jurusan Grogol-Kebayoran Lama karena armadanya sedikit. Kalau mau lebih cepat bisa turun di Permata Hijau dilanjut dengan Ojek. Secepat-cepatnya jalur ini juga hampir butuh waktu dua jam sekali jalan. 

Kalau naik Commuter, harus berangkat dari rumah di atas jam sembilan pagi. Kalau berangkat sebelum itu, sampai Stasiun Tanjung Barat gerbong Commuter dari Bogor atau Depok lagi padat-padatnya. Susah bisa masuk ke dalamnya. Sudah padat, untuk sampai ke stasiun harus jalan dulu sekitar 15 menit masih lanjut naik angkot atau bawa motor untuk ditaruh di penitipan dekat stasiun. Kalau pagi, cara ini juga paling cepat butuh waktu dua jam.

Pakai Kendaraan Pribadi   

Kalau jalanan Jakarta penuh dengan motor dan mbil pribadi di jam-jam sibuk, itu hal yang wajar. Kendaraan pribadi, terutama motor, memang moda transportasi yang paling cepat untuk dipakai pergi ke mana-mana. Walaupun cepat, ini jadi pilihan terakhir saya karena sangat tidak nyaman. Sikap berebut celah sempit bagi para penggunanya justru seringkali membuat kita yang ingin tertib di jalan bisa tersulut emosi. Walaupun cepat, perasaan saat tiba di tempat kerja jadi tidak nyaman. 

Menggunakan sepeda, mengatasi kedua masalah tersebut. Waktu dan juga emosi. 

Dengan kecepatan rata-rata 15 kilometer per jam, cara bersepeda yang cukup santai, dari rumah ke kantor biasanya hanya buth waktu 1 jam 15 menit. Paling lama, kalau jalur lagi macet, hanya 1 jam 30 menit. Dengan bersepeda, saya bisa menghemat waktu di jalan hampi 1-2 jam sehari. Bagi saya yang sekarang punya anak kecil, ini sangat berharga untuk menyediakan waktu bermain bareng mereka sebelum dan setelah pulang kerja. 

Yang paling berarti, dengan bersepeda ke tempat kerja minimal 3 kali sepekan, saya tidak perlu meluangkan waktu lagi di akhir pekan untuk berolahraga. Di akhir pekan, waktu sepenuhnya bisa digunakan untuk berinteraksi dengan keluarga. Terutama buat si kecil.

Selain itu, dengan bersepeda, begitu sampai kantor pikiran dan emosi bisa jauh lebih rileks, lebih segar, dibanding kalau naik motor. Ini yang jadi alasan kenapa sudah hampir sepuluh tahun terakhir ini jatuh hati dengan sepeda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun