Abad ke-17 merupakan awal terjadinya perubahan sistem kesehatan yang bersifat tradisional di Asia. Sebelum ilmu kedokteran Barat masuk ke Asia, sistem kesehatan Cina yang memiliki peran dan menangani masalah kesehatan masyarakat. Perubahan sistem kesehatan modern ini memberikan dampak yang besar bagi masyarakat, walaupun lebih banyak dirasakan oleh penduduk Eropa. Ilmu kedokteran Barat dibawa oleh dokter militer di perusahaan dagang VOC dan digunakan untuk melayani kesehatan para pegawai, anggota militer perang, dan masyarakat sipil Eropa. Pada pertengahan Abad ke-18,pelayanan kesehatan dapat menjangkau golongan penduduk Cina, Arab, dan pribumi walaupun baru sebatas pada orang-orang yang memiliki hubungan dengan aktivitas perdagangan VOC.Â
Pada tahun 1655, pelayanan kesehatan sudah bersifat kuratif, terutama bagi penderita kusta. Upaya penanganan ini dilakukan karena VOC khawatir akan terjadi penularan penyakit kusta kepada penduduk golongan Eropa dan terganggunya perekonomian VOC. Penanganan VOC pada penderita dan pasien kusta dilakukan dengan cara mengasingkannya ke Leprozerieven (tempat penampungan penderita kusta), di Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. Jika ada masyarakat pribumi yang menderita kusta mereka tidak diobati sampai meninggal. Upaya pelayanan kesehatan seperti ini terus berlangsung sampai pertengahan abad ke-18. Pada tahun 1809, pemerintah baru mulai memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pribumi.Â
Referensi:
Emalia, Imas. 2020. Wabah Penyakit dan Penanganannya di Cirebon 1906-1940. Yogyakarta: Ombak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H