Mohon tunggu...
Sri Winarni
Sri Winarni Mohon Tunggu... -

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Remaja, Diandra dan Anindya

30 Juni 2013   12:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:13 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mohon maaf jika tulisan saya dinilai mencari tenar. Maklumlah, sebagai sesama remaja tetapi berbeda kemampuan dan ketenaran ikut menumpang mbak2 berdua.

Saya tidak jelas benar tentang perselisihan diantara dua mbak2 yang melihat usianya tidak jauh berbeda dengan saya. Saya melihat mbak2 berdua ini memiliki kecerdasan dan kemampuan menulis yang sangat bagus. Utamanya mbak Anindya. Dan itu yang membuat saya harus belajar banyak dari beliau (ketuaan ga kalau pake istilah ini).

Konflik atau perbedaan yang mengarah kepada ketidakcocokan bukanlah sesuatu yang perlu dirisaukan. Asal kita bisa menemukan cara penyelesaian maka konflik akan justru memacu kita maju lebih cepat. Perang opini dan tulisan saya fikir akan sangat bermanfaat jika bemuara pada eksplorasi kemampuan diri untuk berargumentasi secara sehat dan cerdas. Tulisan2 yang berupa kritik membangun dan jauh dari kesan menghakimi justru menambah api semangat dalam mengolah kata menjadi tulisan.

Saya tidak berpihak kepada mbak Diandra maupun mbak Anindya, karena keduanya pasti punya alasan untuk menulis sesuatu. Dalam tulisan ini saya hanya sedikit memberi garis bawah, bahwa yang namanya prestasi itu mungkin saja dilakukan oleh remaja. Saya berpendapat ada dua modal penting untuk berprestasi: bakat dan usaha keras.

Bakat itu karunia Allah yang diberikan kepada hambanya. Setiap manusia berbakat, masalahnya hanya kita mampu mengenali bakat kita atau tidak. Contohnya adalah Fatin. Usianya mungkin hanya lebih muda beberapa bulan tapi prestasinya jauh melampaui saya. Fatin mungkin tidak sadar sepenuhnya bahwa dia berbakat sampai ketemu dengan orang yang mampu membaca ada bakat luar biasa dalam dirinya. Bisa jadi saya, mbak Diandra, mbak Anindya memang mempunyai bakat2 tertentu. Dan jutaan remaja lain juga mempunyai bakat tertentu. Tapi apakah bakat kita ? Menuliskah ? atau menyanyi ? atau menjadi analis ? atau politikus (maaf ada gak ya ?) atau apa ? Makin cepat kita menemukan bakat kita maka sukses akan makin cepat diraih. Kalau bakat seseorang baru diketahui setelah umur 70 tahun mungkin gak banyak berguna.

Usaha keras adalah hal lain dari bakat. Ada sekian banyak orang sukses karena usaha keras walaupun tanpa bakat yang kuat. Disini saya tidak mampu untuk menunjukkan contoh siapa orangnya, namun sebagai gambarannya saya pernah melihat di Youtube ada seorang cacat tubuh/lumpuh yang bisa berlari dan ikut paralympic. Disini terlihat bahwa ketika dukungan fisik seseorang (syarat mutlak bagi atlit) sangat minim, masih bisa berprestasi.

Semoga mbak Diandra dan mbak Anindya makin cemerlang dan menjadi harapan bagi Indonesia dimasa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun