Mohon tunggu...
Sri Winarni
Sri Winarni Mohon Tunggu... -

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saya, Jilbab dan PKS

18 Mei 2013   10:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:24 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“What ? Kamu ngefans ke partai ? yang bener aja !” kata temanku sambil menepuk-nepuk jidatnya

“Emang gak boleh, lo ngefans ama Justin. Yang laen ada juga yang ngefans ke boyband. Lalu apa bedanya ?” jawabku santai

“Kalau ngefans ke Boyband kan kita bisa ngoleksi posternya, ngoleksi CDnya. Kalau ngefans ke partai apa asyiknya ? Emangnya lo mau ngoleksi bendera ha3x enggak banget deh ”

“Masak cuman segitu, menurutku sih kalau ngefans ke Justin harusnya lo ambil manfaatnya. Mengapa doi terkenal, bagaimana cara dia sukses, apa saja yang dilakukan untuk mendapatkan kesuksesan..”

“Stop. Aku tahu, lo mau ngomong lo ada sesuatu kan ? ngomong aja, saya menerima curhat lo any time, 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu”, sambil bergaya sok keren

“Aku mau pake jilbab”, jawabku singkat

“What ? Kamu sudah gila apa ? masih suka slenge’an, masih suka manjat pohon, apa kata dunia ?” wajahnya kelihatan lebih masygul lagi

“Emangnya kenapa ? kan orang bisa berubah”

“Iya, tapi style lo itu, tidak cocok sama sekali”

“Ini bukan perkara style, gaya hidup, fashion atau apa. Saya merasa ada sesuatu dibalik cara berpakaian mbak2/tante2 di partai itu.”

“PKS kan ?”

“Lo seperti cacing dalam perutku saja”, sambil ku tersenyum

“Jadi itu yang lo maksud manfaat ngefans”

“Ya, masalah keberanian. Keberanian mengambil resiko. Setiap saat kita pasti harus mengambil resiko. Mau berangkat ke sekolah, jika enggak mau telat ya harus mengambil resiko bangun pagi. Jika enggak mau bangun pagi resikonya ya telat. Hal-hal kecil sampai besar semua ada resiko. Kita memilih masa depan kita juga dengan resiko. Kalau mau sukses ujian masuk PTN, kita harus belajar keras. Itu resiko.”

“Terus kita bagaimana ?”

“Bagaimana apanya ?”, sekarang saya yang bingung

“Kamu pake jilbab, saya kan enggak ? persahabatan kita…” kalimatnya menggantung

“Ya biasa aja, kita kan biasa disebut twin sisters sama teman2. Saya di OSIS lo di Pramuka. Lo ngefans Justin saya ngefans PKS. Bukannya perbedaan itu biasa. Emangnya kalau sahabat itu harus sama dalam semua hal ?”

“Eee.., kirain resiko lo pake jilbab adalah lo dan gua end.”, senyum manisnya terkembang

“He3x, ya enggaklah. Masak sampai segitunya. Kita tetap bersahabat. Siapa tahu dengan jilbab saya lebih baik. Kalau mau manjat pohon ingat pake jilbab kan mungkin gak jadi.”

“Terus terang saya salut sama lo, berani mengambil resiko. Semoga suatu saat aku juga bisa.”

“Amiin. Amiin. Saya yakin lo bisa. Beliebers pasti bisa.”

Saya pun lega, ternyata sahabatku tetap mendukung apa yang akan saya lakukan. Kadang-kadang resiko yang kita tempuh tidak semengerikan apa yang kita bayangkan. Bunda, Ayah, Sahabatku semuanya OK. Mengapa tidak ?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun