Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Resiliensi Generasi Muda Mencegah Radikalisme

2 November 2024   10:52 Diperbarui: 2 November 2024   14:23 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaum Muda Lawan Radikalisme - jalandamai.org

Pemuda merupakan aset berharga bagi bangsa dan negara. Mereka memiliki peran penting dalam membentuk masa depan yang lebih baik. Namun, di tengah dinamika yang kompleks dan tantangan yang semakin beragam, pemuda perlu membangun resiliensi untuk menghadapi berbagai risiko dan ancaman, termasuk radikalisme. Salah satu cara yang efektif untuk memperkuat resiliensi pemuda adalah melalui revitalisasi nilai kebudayaan dan keagamaan.

Mehami budaya dan agama menjadi penting, mengingat kita hidup di negara yang majemuk. Seringkali kelompok radikal membenturkan antara budaya dan agama, yang seringkali membuat banyak orang bingung. Kebudayaan dan keagamaan memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter dan identitas seseorang. Dengan memahami dan memperkuat nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan, pemuda dapat memiliki pondasi yang kokoh dalam menghadapi berbagai tantangan. Nilai-nilai seperti kejujuran, toleransi, keadilan, dan kasih sayang menjadi landasan yang kuat dalam membentuk pribadi yang baik dan berakhlak mulia.

Resiliensi pemuda dapat menjadi benteng yang tangguh dalam mencegah penyebaran radikalisme. Dengan memiliki pemahaman yang kuat terhadap nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan, pemuda dapat lebih mudah membedakan antara ajaran yang benar dan yang salah. Mereka juga akan lebih mampu menghadapi berbagai tekanan dan godaan yang dapat mengarah pada sikap radikal.

Karena itu pula, menjadi duta damai di lingkungan sekitar perlu dilakukan. Untuk menjadi duta damai di lingkungan sekitarnya, pemuda perlu mempraktikkan nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat menjadi teladan bagi orang lain dengan sikap yang santun, penuh kasih, dan menghormati perbedaan. Melalui tindakan nyata yang mempromosikan persatuan dan toleransi, pemuda dapat membangun lingkungan yang harmonis dan damai.

Di era digital dan maraknya provokasi kebencian di media sosial, pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam merawat persatuan dan toleransi. Mereka perlu bijak dalam menggunakan media sosial, tidak terprovokasi oleh berita palsu atau informasi yang menyesatkan, dan lebih memilih untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian dan persaudaraan. Dengan sikap yang bijak dan bertanggung jawab, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat.

Dengan membangun resiliensi pemuda melalui revitalisasi nilai kebudayaan dan keagamaan, serta menjadikan mereka sebagai duta damai yang merawat persatuan dan toleransi, kita dapat melawan radikalisme dan menjaga keutuhan bangsa. Pemuda adalah harapan dan masa depan, mari bersama-sama membimbing mereka menuju arah yang benar dan membawa kedamaian bagi generasi mendatang.

Ingat, Indonesia adalah negara yang majemuk, yang terdiri dari berbagai macam banyak suku, agama, bahasa dan budaya. Saling menghargai dan menghormati merupakan keniscayaan yang tidak bisa ditolak. Berdampingan dalam keberagaman menjadi hal yang tak bisa dihindari. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa saling menghargai demi terciptanya persatuan dan kesatuan. Sebagai generasi muda, harus cerdas agar tidak mudah terprovokasi kebencian. Sebagai generasi muda harus tahan banting tapi tetap toleran. Sebagai generasi muda harus bisa merangkul bukan memukul. Generasi muda yang tangguh adalah generasi yang bisa menjaga keberagaman di sekitarnya, demi terciptanya perdamaian di Indonesia. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun