Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjaga Pluralitas dalam Setiap Ucapan dan Tindakan

28 September 2024   10:15 Diperbarui: 28 September 2024   10:19 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara dengan tingkat keberagaman yang sangat tinggi. Keberagaman yang ada di negeri ini ada dari Aceh hingga Papua. Tidak hanya budaya, bahasa, adat istiadat dan agama pun, juga saling berbeda. Keberagaman itu merupakan keniscayaan yang tidak bisa dibantah ataupun dipersoalkan. Karena keberagaman itu merupakan anugerah dari Allah SWT untuk semua masyarakat Indonesia.

Dalam kenyataannya, Islam tumbuh menjadi agama mayoritas di Indonesia. Meski demikian, pemerintah Indonesia tidak menjadikan negara ini sebagai negara Islam. Karena pada faktanya, selain Islam juga ada agama lain yang ada di Indonesia, seperti Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Pemeluk agama yang lain tersebut juga ada di Indonesia. Mereka juga memiliki hak dan kewajiban yang sama, mesi oleh sebagaian dianggap minoritas.

Indonesia mempunyai Pancasila dengan semangat bhinneka tunggal ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu. Semangat keberagaman ini tetap dijaga dalam nilai-nilai dasar bangsa Indonesia. Berdampingan dalam keberagaman, sejatinya bukan menjadi persoalan. Meski tak bisa dipungkiri, seiring perkembangan teknologi informasi, provokasi di media sosial terus mengalami peningkatan. Banyak oknum masyarakat yang terus mempersoalkan keberagaman dan dibenturkan dengan sentimen keagamaan.

Keberagaman yang ada saat ini dinilai bertentangan dengan fakta mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam. Keberagaman dimaknai sebagai sesuatu yang salah. Bahkan untuk kelompok tertentu dianggap sesat dan kafir. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan fakta bahwa keberagaman di Indonesia sejatinya sudah ada sejak dulu. Bahkan ketika Islam masuk ke Indonesia, kondisi masyarakat ketika itu sudah memeluk agama Hindu dan Budha. Yang terjadi justru akulturasi. Islam tidak menggusur agama yang telah ada, dan jejak akulturasi antar agama tersebut bisa kita lihat hingga saat ini.

Sudah menjadi tugas kita bersama untuk menjaga keberagaman tersebut. Ibarat taman bunga, Indonesia merupakan taman besar yang dipenuhi berbagai macam warna tanaman. Jika warna warni tanaman tersebut bisa ditata dengan baik, akan melahirkan taman yang indah, yang membuat enak dilihat dan nyaman bersanding dengannya. Jika kita bisa saling menghargai antar sesama, jika kita bisa berdampingan dalam keberagaman, tentu Indonesia yang majemuk ini akan terasa nyaman dan indah bagi siapa saja.

Untuk bisa berdampingan, untuk bisa saling menghargai, diperlukan mindset yang sama. Tak masalah kita punya agama yang berbeda, tak masalah kita punya latar belakang yang berbeda, jika mind set nya sudah sama, tentu semua akan mudah untuk diimplementasikan dalam setiap ucapan dan tindakan. Tak perlu lagi ada rasa saling curiga, rasa saling benar dan menyalahkan pihak lain. Mari tingkatkan keimanan tanpa harus merasa paling benar, paling suci atau paling yang lainnya.

Ingat, mempertahankan kerukunan menjadi tugas kita bersama. Merawat semangat bhinneka tunggal ika, menjadi kewajiban kita bersama. Sekali lagi, sebagai warga negara yang tinggal di negara yang majemuk, menghargai dan menghormati menjadi sebuah kewajiban. Interaksi antar sesama harus terus dilakukan. Karena Allah SWT menciptakan bumi dan seisinya penuh dengan keberagaman. Dan menjadi tugas kita bersama untuk saling mengenal satu dengan lainnya. Mari terus menanamkan dalam diri kita semua, untuk mengedepankan toleransi dalam setiap ucapan dan tindakan. Mari jaga keberagaman yang sudah ada. Salam toleransi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun