Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Radikalisme dan Kualitas Hidup Kita

15 November 2022   22:57 Diperbarui: 15 November 2022   23:16 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: portal bappeda

Acara G 20 sedang berlangsung di Bali. 20 negara dengan perekonomian besar plus beberapa negara lainnya, sedang bertemu dan membahas soal ekonomi dunia dan beberapa masalah besar termasuk perang.

Secara kebetulan, Presiden Indonesia pada saat ini menjabat sebagai Presidensi (mengepalai temporer)  G 20. Dalam pembukaannya Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan soal efek peperangan yang merugikan banyak pihak. Tidak saja pada dua negara yang bertikai seperti pada saat ini adalah Rusia dan Ukraina, tapi banyak negara termasuk Indonesia.

Perang berefek pada kualitas hidup manusia, dimana kehidupan termasuk ekonomi jelas terganggu akibat perang / kekerasan.

Tentu saja perang menghambat banyak hal. Paling terasa adalah maskapai yang terpaksa harus putar arah untuk menghndari wilayah yang sedang alami peperangan. Karena haus putar arah, maka perlu dan biaya ekstra untuk itu.

Perang juga berpengaruh pada barang yang dihasilkan oleh negara yang mengalami perang. Sehingga warga yang usaha satu hal akan terhambat dalam menghasilkan product itu karena tidak ada yang mau mengangkut productnya ke negara yang butuh. 

Dalam konteks perang Ukraina, Indonesia juga dirugikan karena Ukraina adalah negara denan ekspor gandum (tepung terigu) yang cukup besar ke Indonesia. Dengan perang ini, pasokan tepung terigu alami gangguan sehingga Presiden Jokowi terpaksa harus melobi beberapa negara soal tepung ini.

Dari penjelasan ini kita bisa menilai bahwa perang dalam hal ini kekerasan dalam hal ini sangat tidak menguntungkan banyak pihak . Kekerasan ini juga termasuk radikalisme dan terorisme. Kita bisa melihat bagaimana keadaan Afganistan setelah beberapa tahun mengalami perang. Keadaan di sana amat menyedihkan, nyaris tidak sempat membangun sesuatu dan kini setelah Afganistan terjerembab dalam kekuasaan Taliban yang sangat kuno dan agamis.

Karena itu apapun kekerasan tidak bisa diterima oleh banyak pihak apalagi G20. Pembangunan dan ekonomi yang baik memerlukan suasana yang kondusif agar bisa memenuhi kebutuhan banyak pihak. Jika perang atau kekerasan melandanya maka perekonomian tidak akan berlangsung dengan baik.

Karena itu, kita membutuhkan kedamaian untuk bisa berkembang dengan baik dan sempurna. Semua negara, semua etnis, semua agama perlu dan menawarkan kedamaian agar segala sesuatunya berjalan dengan baik. Jauhi perang, termasuk  radikalisme dan terorisme demi kualitas hidup yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun