Kita masuk pada tahun yang baru ; tahun 2019. Tapi rasanya suasananya masih sama seperti pada tahun 2018. Kenapa ? Apa yang sama ?
Kalau kita perhatikan, hal sama yang terjadi pada tahun 2018 dan tahun 2019 adalah atmosfer narasi di dunia nyata dan dunia maya. Narasi-narasi yang dilontarkan masih sama. Berkisar soal politik. Dalam dua tahun ini kita berada di tahun politik bukan ? Pilkada pada tahun 2018 dan Pilpres (sekaligus Pileg) pada tahun 2019.
Hal yang membuat kita sedih adalah narasi politik yang dilontarkan itu penuh dengan ujaran-ujaran kebencian. A menyerang B, B menyerang C, C menyerang D, D menyerang A. Kemudian mereka lakukan pembalasan, yaitu B menyerang A, C menyerang B , D menyerang C dan sebagainya Pola itu yang sering terjadi
Tak jarang hal-hal yang menjadi sasaran serangan mereka adalah hal-hal yang bersifat pribadi. Menohok dan kadang membuat pihak lain tersinggung atau sakit hati. Terkadang malah ujaran-ujaran yang terlontar  itu menyinggung hal yang menyangkut keyakinan seseorang. Ujaran itu juga dilakukan dengan penuh kebencian. Tanpa mengindahkan sopan santun dan etika ketimuran.
Melalui media sosiallah ujaran-ujaran kebencian itu kerap dilontarkan. Mungkin karena media social dapat mencakup banyak orang dengan sekali ujaran. Dampaknya juga sangat dahsyat. Mempengaruhi mereka yang berada di mana saja asal terhubung dengan medsos.
Dengan medsos seseorang juga bisa 'bersembunyi, setelah melempar sebuah isu atau ujaran kebencian. Atau bisa memakai nama lain atau biasa di sebut anonym. Dengan cara ini , serbuan ujaran-ujaran kebencian lebih hebat lagi. Situasi ini mulai ada sejak Pilpres 2014 sampai hari ini.
Di sisi lain kita harus sadar bahwa masyarakat berhak atas ruang nyata dan maya yang bebas dari ujaran-ujaran kebencian itu. Masyarakat tak melulu butuh isu-isu politik untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat juga tak butuh ujaran-ujaran kebencian selalu ada di sekitar mereka. Dari Pagi, siang, sore sampai malam. Sejak Senin sampai Minggu.
Masyarakat perlu suasana tenang dan damai untuk menjalani hidupnya. Hanya dengan situasi damai mayarakat dapat mencapai ketenangan dan memaksimalkan kemampuan diri. Dengan daya maksimal ini, masyarakat dapat mewujudkan apa yang di butuhkan oleh bangsa dan Negara.
Begitu juga dengan pemerintah. Pemerintah perlu ketenangan dan perdamaian antar golongan agar bisa focus mencapai cita-cita bangsa yaitu kesejahteraan dan keadilan bangsa. Karena itu tak perlu menyalahkan semua program yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
Karena itumarilah kita mulai dengan resolusi untuk berbeda pada tahun ini, yaitu resolusi bebas dari kebencian , termasuk ujaran-ujaran dan narasi kebencian. Resolusi ini penting agar perdamaian bangsa terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H