Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ulama Tak Dapat Diganti

13 Desember 2018   21:50 Diperbarui: 13 Desember 2018   22:03 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semesta ini diperlengkapi Allah dengan berbagai hal agar kita bisa bersujud kepadaNYA. Ada beberapa yang dinugerahkan kepada kita yaitu keluarga, teman, handaitaulan, guru dan  masyarakat yang berada di sekitar kita.

Kepada mereka kita harus selalu bersikap baik dan menghargai. Seperti halnya orang tua  dan guru serta orang yang lebih senior. Seringkali mereka memberi kita bimbingan meski dengan cara berbeda-beda. Orangtua mungkin mengajar kita dengan lemah lembut dan penuh kasih saya. Guru mngkin dengan lebih tegas karena bertugas mendidik

Diantara mereka mungkin kita dapati ulama yang menjadi guru kita. Bagaimana dengan mereka ?

Dalam sabdanya Rasulllah SAW pernah memberi ilustrasi bahwa ulama itu seperti lampu-lampu bumi. Jika lamp berarti disekitarnya kemungkinan gelap sehingga diperlukan lampu. Ini lebih kurang berarti bahwa ulama itu menerangi kehidupan umat dari kegelapan. Menerangi ini bisa dikatagorikan menuntun. Terang yang akan menuntun langkah kita agar tidak tersesat di jalan.

Ulama dikenal sebagai pewaris para nabi. Karena itu dia bertugas ntuk melanjutkan dakwah dan melakukan 'amar ma'ruf nahi munkar'. Tugas mereka juga untuk menjaga dan menyampaikan ilmu kepada umat, agar senantiasa memiliki akhlak yang mulia.

Begitu dalam dan beratnya tugas ulama yang notabene adalah guru. Bahwa Rasulullah memberi perhatian khusus dan mengilustrasikan dengan sangat baik soal ulama itu.

Lebih jauh lagi Sayyidina Ali pernah mengatakan bahwa pahala ulama itu lebih besar daripada pahala orang yang sedang puasa di siang hari. Juga lebih besar dari shalat sepanjang malam. Serta berperang dalam perang suci karena Allah. Karena itu ulama sangat berharga di mata Allah.

Coba saja sesekali kita ke pondok pesantren di Yogyakarta atau di Jakarta barat atau di wilayah Pantura. Anda bisa melihat bagaiama hubungan para santri itu dengan guru yang merupakan ulama itu. Mereka sangat hormat. Mencium tangan dan hormat takzim kepada mereka.

Semua santri memandang bahwa ulama yang membimbing mereka di pondok itu adalah wakil dari orangtua, sekaligus perpanjangan dari Allah sendiri. Karena ulama pada dasarnya mempersembahkan hidupnya untuk Allah.

Akhir-akhir ini kita sering mendengar bahwa ada beberapa orang yang bersikap tak layak kepada ulama. Dengan celetukan-celetukan, dengan hardikan-hardikan dan kata yang tak pantas. Mungkin kita harus bisa merevisi sikap-sikap itu. Atau paling tidak tidak bersikap seperti mereka.

Karena itu sebagai awam, kita harus menghargai mereka, karena mereka dekat dan memuliakan Allah. Allah juga mengistimewakan mereka. Karena itu tak sepantasnya kita berlaku tak pantas kepada ulama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun