Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pancasila, Ramadan dan Momentum Menyatukan Umat

1 Juni 2017   10:39 Diperbarui: 1 Juni 2017   14:14 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - Uniqpost.com

1 Juni merupakan hari lahirnya Pancasila. Sebagai dasar negara, Pancasila telah terbukti mampu merangkul semua keberagaman yang ada di negeri ini. Para pendiri bangsa ini, termasuk diantaranya para ulama, telah memikirkan kedepan. Bahwa Indonesia pada dasarnya bukanlah negara Islam. Tapi Indonesia merupakan negara beragama, yang mengakui banyak agama. Indonesia juga banyak terdiri ribuan suku yang mempunyai karakter berbeda-beda. Ya, suka tidak suka, kita hidup di negara yang penuh dengan keberagaman. Karena itu, keberagaman merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan. Keberagaman merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada warga negara Indonesia.

Karena Indonesia beragama, maka lahirlah sila-sila dalam Pancasila tersebut. Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adila dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila ini, terbukti telah mampu merangkul berbagai keberagaman yang ada di Indonesia. Sila-sila Pancasila ini pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang diajarkan dalam setiap agama, termasuk ajaran Islam.

Beberapa saat lalu, publik ramai memperbincangkan organisasi hizbut tahrir Indonesia, yang dibubarkan oleh pemerintah Indonesia. Organisasi dianggap selalu menyebarluaskan ajaran khilafah, untuk menggantikan ideologi Pancasila. Dasar negara Pancasila, dianggap tidak relevan diterapkan di negara Indonesia yang mempunyai penduduk muslim terbesar. 

Karena Indonesia mempunyai penduduk muslim terbesar, maka ideologi yang dianggap benar adalah khilafah. Padahal kita tahu, konsep khilafah saat ini diterapkan oleh ISIS di Suriah dan Mosul. Apa yang terjadi disana, kita semua juga sudah tahu. Lalu, apa yang salah dengan Pancasil yang selama ini mampu merangkul keberagaman?

Karena berusaha ingin menerapkan kekhilafahan, segala bentuk propaganda dilakukan. Segala bentuk provokasi, informasi yang menyesatkan terus dilakukan. Tak heran, Indonesia terus dihantam ujaran kebencian dalam beberapa tahun terakhir ini. Sentimen SARA kembali dimunculkan. Apa hasilnya? Ujaran kebencian terjadi dimana-mana. Mayoritas merasa dirinya paling benar, dengan semena-mena memberlakukan secara diskriminatif terhadap minoritas. Ironisnya, hal itu sering dilakukan hingga saat ini.

Sementara itu, saat ini memasuki bulan Ramadan. Bulan suci yang paling ditunggu oleh umat muslim, termasuk di Indonesia. Di bulan Ramadan, umumnya banyak orang berlomba-lomba berbuat kebaikan. Berlomba-lomba memperbanyak ibadah untuk mendapatkan keberkahan Allah SWT. Mari kita jadikan Ramadan ini, untuk menghilangkan segala perbuatan negatif, yang selama ini banyak dilakukan. Mari kita bersihkan lingkungan sekitar dari segala bentuk ujaran kebencian. Mari kita gunakan Ramadan untuk introspeksi diri. Hal ini penting agar kita bisa kembali memikirkan kepentingan bangsa, bukan kepentingan kelompok.

Dengan semangat Ramadan yang berusaha untuk berbuat baik, mari kita selipkan nilai-nilai Pancasila ini dalam keseharian kita. Mari kita selipkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap ujaran dan perilaku. Jika selama ini sempat terancam perpecahan akibat terprovokasi ujaran kebencian, mari kita jadikan Ramadan kali ini sebagai momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. Jangan lagi ada perdebatan soal Pancasila. Jangan lagi ada perdebatan soal keberagaman Indonesia. Karena semuanya itu sudah final. Mari kita jaga NKRI, dengan kebersamaan semua pihak. Mari kita perkuat silaturahmi dan dialog, agar kebersamaan itu terus terjaga dalam keberagaman.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun