Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemuda Menjadi Agen Toleransi dan Perdamaian

14 Mei 2017   13:22 Diperbarui: 14 Mei 2017   13:34 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi Beragama - http://melanbaedhowi.blogspot.co.id

Saat ini, internet telah menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui internet, kita bisa mengerjakan semua hal. Namun bagi kalangan muda, media sosial menjadi hal yang paling digemari. Tidak hanya bisa menuliskan status, media sosial juga bisa memfasilitasi para kaum muda untuk berekspresi. Karena banyaknya fasilitas yang diberikan melalui media sosial, banyak sekali anak muda yang mengakses media sosial. Apalagi perkembangan teknologi, juga telah membuat anak muda semakin tidak bisa lepas dengan media sosial.

“Berapa jam waktu yang Anda gunakan untuk berinternet? Untuk bermedia sosial?" Bagi sebagian orang, pertanyaan diatas mungkin sulit dijawab. Karena memang waktu yang dihabiskan untuk bermedia sosial begitu banyak. Waktu untuk berinternet lebih besar, dibandingkan untuk berinteraksi di dunia nyata. Karena itulah, banyak pihak yang memanfaatkan media sosial ini untuk mewujudkan segala kepentingannya. Tak terkecuali, kelompok radikal yang ingin melakukan propaganda radikalisme. Tidak hanya menyebarluaskan radikalisme, mereka juga merekrut serta merekrut korban.

Akibat propaganda radikalisme ini, tidak sedikit diantara generasi muda yang menjadi korban. Mereka aktif menyebarkan kebencian di media sosial. Mereka juga aktif mengajak seseorang, untuk melakukan tindakan radikal. Tak heran, jika media sosial saat ini begitu banyak dihiasi ujaran kebencian. Dalam pilkada DKI Jakarta kemarin, begitu masif ujaran kebencian menyebar di sosial media. Anak-anak hingga dewasa begitu mudah menyalahkan orang, dan merasa dirinya paling benar sendiri. Apalagi juga diselimuti sentimen SARA, membuat banyak orang tidak bisa berpikir secara logis.

Agar ujaran kebencian itu tidak begitu meluas, diperlukan peran generasi muda yang aktif menggunakan media sosial, untuk gemar menyebarkan pesan damai. Dengan menyebarkan pesan damai, diharapkan bisa meminimalisir pengaruh pesan radikal yang selama ini menyelimuti sosial media. Kenapa perlu peran generasi muda? Karena melalui tangan generasi muda, negeri ini bisa berkembang menjadi negara yang hebat. Kita mungkin masih ingat peran dr. Soetomo yang berhasil mendorong anak muda untuk berorganisasi. Kita juga mungkin masih ingat peran Soekarno, yang mendorong kemerdekaan bangsa Indonesia.

Karena kita saat ini hidup di era yang serba modern, sudah semestinya kita bisa menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Saat ini, intoleransi di Indonesia masih terus menguat. Berbagai organisasi radikal terus bermunculan. Meski pemerintah telah memutuskan, akan membubarkan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), tidak bisa menghentikan praktek intoleransi dan radikalisme. Masih banyak organisasi radikal lain, yang bisa kita temukan. Karena itula, intoleransi dan radikalisme masih menjadi ancaman serius bagi negeri ini. Kenapa bisa? Karena intoleransi dan radikalisme ini bisa memicu terjadinya terorisme.

Sebagai generasi penerus bangsa, anak muda harus mampu menjadi agen penebar toleransi. Anak muda tidak harus hanya menjadi generasi yang kreatif dan inovatif, tapi juga generasi yang ramah. Ramah kepada siapa saja tanpa harus mempermasalahkan perbedaan latarbelakang dan keyakinan. Karena memang itulah, yang menjadi karakter masyarakat Indonesia. Ramah, suka menolong, saling menghormati dan tidak pernah menebarkan kebencian kepada orang lain. Sebagai generasi penerus, pemuda harus menjadi generasi toleran demi terciptanya kerukunan antar umat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun