Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ironis, Radikalisme yang Kian Muda

23 April 2015   12:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:46 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian yang merisaukan dari persoalan terorisme paling mutakhir adalah mengenai keterlibatan sebagian pemuda dalam menggiatkan aksi radikal. Mengapa dikatakan merisaukan? Karena kita tahu bahwa pemuda adalah harapan pemangku masa depan bangsa, sehingga apabila teracuni oleh paham sesat seperti terorisme, maka berdampak buruk pada cita-cita kemajuan bangsa Indonesia.

Melihat hal tersebut, setidaknya terdapat dua hal yang perlu digaris bawahi dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia, khususnya dalam mencegah paham terkait merusak kehidupan anak muda bangsa. Untuk hal yang pertama adalah perlunya upaya preventif dalam memerangi serangan ideologi sesat seperti terorisme. Hal tersebut sangat krusial karena upaya hukum saja tidak cukup untuk menangani terorisme mengingat sifat kejahatannya yang kompleks.

Bentuk nyata pelaksanan upaya yang pertama ini adalah dengan membentuk Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) yang arahannya berada di bawah naungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Pembentukan forum ini bertujuan untuk melokalisir dan memutus jaringan terorisme di berbagai daerah di Indonesia agar mati sebelum berkembang luas. Pembinaan yang dilakukan oleh BNPT di forum ini berasal dari multi disiplin sehingga diharapkan dapat membentuk pola pikir moderat yang sesuai dengan konsep dasar bangsa Indonesia, yakni Bhineka Tunggal Ika.

Adapun hal kedua yang perlu diperhatikan adalah penangangan terorisme harus menyentuh akar persoalan yang substansial, yaitu memutus ideologi radikal, khususnya di kalangan pemuda. Dalam hal ini, diperlukan adanya bantuan tokoh agama tertentu karena mengingat terorisme identik dengan penyalah pahaman makna perjuangan agama, seperti jihad misalnya. Tokoh agama dilibatkan dengan tujuan untuk berpartispasi aktif dalam melakukan beragam upaya preventif, seperti tidak terputus memberikan penjelasan mengenai pemahaman makna keagamaan yang benar dan damai.

Dua hal di atas harus dilakukan secara sinergis dan simultan agar penanggulangan terorisme dapat berjalan dengan optimal. Terlebih dengan kondisi saat ini yang begitu deras dibanjiri oleh arus informasi, sehingga ancaman paham terorisme dapat datang tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat. Mari kita dukung bersama upaya pencegahan terorisme, bukan hanya bagi pemuda, melainkan seluruh masyarakat Indonesia agar cita-cita kemajuan bangsa dapat terus berjalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun