Kulihat diriku di matamu, dan mungkin kamu juga menemukan dirimu di mataku. Sebab darah yang kauwariskan ibumu adalah darah yang sama yang mengalir dalam nadiku.
Sayang, isi percakapan kita kemarin telah kukemas dalam keranjangan doa Kurban pagi ini. Namun sebelum fajar pagi tadi, burung burung Batang merampas doa-doa kita dan menjadi kidung pujian mereka .
Sayang, kaki dan tanganmu masih lemah menopang beban itu. Seharusnya engkau tak boleh menunduk di hadapan sejuta impi yang masih harus kamu raih. Itu sebabnya kutemukan diriku di matamu, mungkin kamu akan sepertiku membasahi meja kita dengan air mata.
Berjuanglah seperti aku menemukan diriku di matamu, semoga kau menemukan dirimu di mataku.
Sayang, dunia ini milikmu..rangkulah dengan sejuta mimpi..
Hasil curahan hati
NOY AFMA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H