Mohon tunggu...
Petrus Purnama
Petrus Purnama Mohon Tunggu... -

Hanya seorang yang mau belajar 'mengetik' di keyboard... Dan Mau membaca ketikan orang lain. Pemerhati Social Entrepreneurship dan Internet Marketing, suka masalah Teknologi khususnya Internet.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngopi in The morning: Care the Spirit of Compassion

29 Juni 2010   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:13 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_178387" align="alignleft" width="233" caption="exceptional.org.au"][/caption] Secangkir kopi menyegarkan tubuh dipagi hari, memberi semangat baru untuk mengarungi hari. Inspirasi hidup menggugah hati - menyegarkan jiwa. S’mangat Pagi.

Malam itu sebuah keluarga sedang merayakan pertemuan mereka disebuah restoran, mereka ingin bersantai menikmati udara malam sambil mendiskusikan hadiah perjalanan yang diperoleh oleh sang Ayah.

Mata keluarga ini terhenyak ketika ada sebuah berita yang menayangkan keadaan yang kontradiksi dengan apa yang sedang keluarga ini alami. Ketika mereka sedang menikmati makanan berlimpah, berita di televisi menayangkan para anak-anak korban pengungsi yang sedang berjuang berebut paket makanan, paket yang seharusnya diperuntukan untuk satu orang itu direbut oleh beberapa orang. Mie instan tanpa dimasak di cuil-cuil dibagikan lebih dari satu anak, sangat berbeda dengan pemandangan yang ada diatas meja mereka.

Diskusi berubah, bukan membicarakan suatu liburan tetapi bagaimana mereka bisa datang ke lokasi pengungsian, membantu apa yang bisa dibantu. Dengan dukungan seluruh keluarga dan beberapa teman yang bisa dihubungi dan setuju dengan rencana mereka maka, berangkatlah mereka membawa bantuan tanpa melalui pemberitaan langsung ke lokasi, yang diberitakan dalam televisi.

Apa yang ada dilapangan sangat jauh berbeda dengan apa yang ada dilokasi, begitu situasi yang tidak bisa diperkatakan, yang membuat mereka mengambil sikap untuk mengambil dan merawat beberapa anak pengungsi untuk bisa memeroleh penghidupan dan pendidikan yang lebih baik.

[caption id="attachment_178388" align="alignright" width="300" caption="alchemistcompany.files.wordpress.com"][/caption] Rencana liburan menjadi suatu misi kemanusian, yang melahirkan panti asuhan Roselin di Kupang, dan keluarga ini adalah keluarga Bapak Budi Soehardi, seorang yang mendapatkan penghargaan CNN Real Heroes. Beliau terutama istrinya Peggy sangat perhatian kepada anak-anak korban pengungsian yang dirawatnya, denga penuh perhatian dan kasih seperti halnya anak sendiri.

Masa kecil seorang Budi Soehardi yang membentuk jiwa yang care dengan anak-anak tersebut. Ketika masa kecil , dia merasakan kehidupan yang indah, walau tidak kaya tetapi tidak berkekurangan. Kehidupannya dilewati di kampung Klitren, Yogyakarta, ayahnya sseorang dosen di IKIP Karang Malang.Bila tidak ada beras mereka masih bisa makan dari hasil kebun yang ada dipekarangan rumah mereka, Soehardi kecil di tinggal pergi untuk selama-lamanya oleh ayahandanya ketika berumur 9 tahun.

Salut dan acungan jempol untuk Bapak Budi Soehardi dan Keluarganya, kepeduliannya kepada para pengungsi terutama anak-anak. Tidak banyak orang yang memiliki jiwa seperti pasangan ini, yang mau berkorban bukan saja harta mereka tetapi seluruh kehidupan mereka untuk para penerus bangsa, yang oleh bangsanya sendiri tidak terpelihara.Yang mengherankan adalah Penghargaan dia dapat dari luar negeri, bukan dari Negara sendiri, memang dia sendiri saya yakin tidak terbesit suatu pemikiran untuk mendapatkan suatu penghargaan.

Saat ini ada sebuah film baru yang sedang diputar berjudul “Tanah Air Beta” yang bercerita pada lokasi yang hampir sama dengan yang disaksikan oleh bapak Budi di televisi. Suatu pengambaran yang apik, dan menyentuh hati, dan sekaligus mengkritik, bukan hanya pemerintah tetapi kita semua, untuk dapat lebih care kepada sesame kita, terutama dinegeri kita ini, atau bahkan disekitar kita. “From Caring comes courage” kata Lou Tzu,Sudahkah kita merasa menjadi manusia yang care pada orang lain, bahkan pada keluarga kita sendiri?

Three Keys to more Abundant Living : Caring about Others, Daring for Other and Sharing with Others ~ William Arthur Ward

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun