Mohon tunggu...
Petrus Purnama
Petrus Purnama Mohon Tunggu... -

Hanya seorang yang mau belajar 'mengetik' di keyboard... Dan Mau membaca ketikan orang lain. Pemerhati Social Entrepreneurship dan Internet Marketing, suka masalah Teknologi khususnya Internet.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngopi in The morning : Honest (Jujur)

27 Juni 2010   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:15 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_176637" align="alignleft" width="300" caption="tylercharles.files.wordpress.com"][/caption] Secangkir kopi menyegarkan tubuh dipagi hari, memberi semangat baru untuk mengarungi hari. Inspirasi hidup menggugah hati - menyegarkan jiwa. S’mangat Pagi.

Pria bernama Bugel karena tubuh tambunya, terlahir di kota kecil Pekalongan, 14 Oktober 1921 dan Meninggal di jakarta , 14 Juli 2004.Anak seorang Jaksa (hoofd) bernama Sukarjo Karjohatmojo, yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, Bugel kecil sering diajak ayahnya ketika mengunjungi Rumah yang dibuat khusus untuk menampung orang-orang miskin dan terlantar, sehingga rasa social Bugel sudah mulai terasah sejak kecil. Ayahnya memberikan amanat : “Kelak bila Engkau menjadi orang berpangkat dan berkuasa, ingatlah : Kekuasaan itu Laksana Pedang Bermata Dua.

Bugel adalah salah satu lulusan pertama di Akademi Kepolisian Tahun 1952, kemudian mengawali karier dikepolisian menjadi agen polisi, Karier pria pekalongan ini menanjak, menjadi Kapolsek Jomblang, Semarang (1945), Kepala DPKN, Surabaya,(1952-1955), Kepala Reskrim Sumatera Utara, Medan (1955-1959), Kepala Jawatan Imigrasi (1960-1965), Menteri Iuran Negara (1966-1967), Menteri Muda Angkatan Kepolisian (1967-1968), dan Panglima Angkatan Kepolisian (Kapolri) (1968-1971)

[caption id="attachment_176640" align="alignright" width="180" caption="indonesiamedia.com"][/caption] Bugel atau biasa disebut Bugeng atau Hoegeng, adalah seorang yang jujur dan konsisten ketika memangku suatu jabatan, sesuai amanat ayahda nya. Bahkan ironisnya akibat kejujuran dan keteguhannya dalam melaksanakan tugas, beliau diberhentikan oleh Soeharto dari jabatannya.

Ketika menjabat menjadi Kapolri, Pak Hoegeng, berniat menangkap penyelundup besar, yang bukti-buktinya sudah lengkap di Mabes Polri. Ketika beliau ingin melapor terlebih dahulu ke Cendana, ternyata penyelundup besar ini sedang berbincang-bincang dengan Pak Harto. Kedekatan penyelundup besar dengan Cendana inilah yang membuat perhentian menjadi Kapolri dipercepat.

Ada cerita ketika Pak Hoegeng diangkat menjadi Kepala Jawatan Imigrasi, beliau meminta istrinya yang membuka usaha took bunga untuk menutup tokonya waktu pelantikan dirinya. Apa hubungannya dengan Toko Kembang, tanya istrinya.Sebab nanti orang-orang yang berurusan dengan imigrasi akan memesan kembang hanya di Toko Ibu Merry (Marie Roselina , istri Pak Hoegeng), ini tidak adil bagi toko kembang yang lain, jawab Pak Hoegeng. Ya itulah Pak Hoegeng Seorang Polisi yang anti korupsi, jujur dan konsisten dalam melaksanakan tugasnya.

Honest atau Jujur, hal yang sangat sulit ditemui sekarang ini, kejujuran menjadi sangat mahal harganya bahkan nyaris punah dari kehidupan masyarakat kita. Banyak program untuk memberikan pelajaran kejujuran diadakan disekolah-sekolah, salah satunya adalah diadakannya Kantin Kejujuran. Kantin atau Toko yang tidak dijaga , pembeli mengambil barang sendiri, membayar dan mengambil uang kembaliannya sendiri. Ada banyak kantin kejujuran yang hanya berjalan dalam hitungan bulan dan selanjutnya terlihat adanya kerugian, yang menandakan adanya ketidak jujuran.

[caption id="attachment_176642" align="alignleft" width="146" caption="mexicanpictures.com"][/caption] Abe atau Abraham Lincoln, juga dikenal sebagai The Honest Abe, kenapa? Alkisah ketika Abe muda menjaga sebuah toko kebutuhan sehari-hari, dia dengan tidak sengaja memberikan harga barang lebih mahal dari semestinya, dia langsung menutup tokonya, dan berlari mengejar pelanggan yang membayar dengan harga berlebih, dan mengembalikan kelebihannya.

Apakah ada rasa kejujuran dalam diri kita, tidak usah mencoba merubah orang lain, mulailah dari diri sendiri untuk bisa bersikap jujur baik kepada orang lain terlebih pada diri sendiri. Orang jujur, hidupnya aman; orang yang menipu akan ketahuan.

Ourlives improve only when we take chance and the first and most difficult risk we can take is to be honest with ourselves ~ Walter Anderson

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun