[caption id="attachment_170990" align="alignleft" width="226" caption="bbc.co.uk"][/caption] Saya terkejut dengan adanya Gempa yang terjadi di Papua. Gempa berkekuatan 7,1 SK (skala richter) menguncang pulau kepala burung, memporak porandakan daerah Pulau Yapen. Di Pulau Yapen gempa merusakan 1.835 rumah. 535 rumah rusak di Kota Serui , Ibukota Pulau Yapen dan sisanya di ketiga kecamatan lainnya, sebagian warga Serui juga dikabarkan hilang. Gempa pendahuluan terjadi di Biak dengan kekuatan Gempa 6,6 SK (skala richter), hanya membuat retak beberapa gedung di kota tersebut. Gempa sempat membuat panik semua warga, bahkan sempat membuat panik Pegawai dan pengunjung Bandar Udara Frans Kaisiepo , Biak. Saya jadi teringat dengan postingan saya :Membaca Fenomena Awan di Yogyakarta . Ada satu bagian yang menjelaskan fenomena awan yang saya ambil dari situ Informasi Gempa Jepang : [caption id="attachment_170984" align="aligncenter" width="120" caption="kumo.j-jis.com"][/caption]
Pertama seperti bentuk awan biru yang terbelah dengan garis lurus, seperti bentukan awan hujan atau awan yang terjadi setelah hujan. Diperkirakan akan terjadi gempa 2-3 hari setelah awan terlihat, jenis gempa besar, perkiraan pusat gempa sesuai arah bentukan awan.
Saat terjadi fenomena awan lajur awan yang terbentuk melintang ke arah Timur (Tenggara) -Â Barat. Apakah itu menjadi pertanda ? karena ternyata terjadi gempa di arah Barat yaitu di Papua, sesuai arah melintang awan. Saya hanya teringat dengan postingan tersebut, dan memang tanggal 16 juni 2010 , lima hari setelah fenomena awan muncul di Yogyakarta, terjadi gempa yang berpusat disebelah BARAT. Ketika saya menulis postingan ini juga terjadi gempa di Yogyakarta dengan kekuatan 5,2 SK (skala richter), tidak terlalu besar, cuma sempat membuat sebagian warga Yogya yang sedang menikmati acara Piala Dunia Jam 21.42 wib. Pusat Gempa ada di Tenggara Wonosari, Tenggara Kota Yogyakarta. Apakah fenomena dan gempa berhubungan ? atau kah hanya kebetulan ? seperti pandangan para ahli geologi. Saya sendiri tidak mengerti, karena bukan ahli dibidang tersebut. Hanya ternyata manusia sangat retan bila diserang kekuatan Alam. Hanya bisa pasrah dalam doa , semoga semua bisa dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Saya juga turut berdukacita kepada korban meninggal di Serui, semoga pemerintah setempat bisa cepat menangani bencana tersebut. Apabila Kompasianer ada yang tergerak membantu, mungkin bisa digalang bantuan, untuk bisa disalurkan kepada korban bencana di Papua karena mereka juga saudara kita. Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H