[caption id="attachment_157727" align="alignleft" width="234" caption="Dok. Pribadi Petrus Purnama"][/caption] Indonesia memiliki banyak keindahan dari pulau-pulaunya, tidak salah kalau ada suatu ungkapan , Indonesia adalah Jamrut Katulistiwa. Keindahan setiap jengkal wilayah Nusantara memang sangat menakjubkan. Saya teringat suatu perjalanan ke sebuah pulau di ujung pulau Sulawesi, sebuah pulau dengan banyak sekali daerah wisata bahari yang belum banyak diketahui orang. Ditambah dengan beberapa wisata budaya dan sejarah, sangat lengkap untuk dikunjungi sebagai pilihan tujuan wisata. Luas pulau tersebut adalah sekitar 903,35 Km2. kalau dihitung dengan wilayah kepuluan disekelilingnya menjadi 1.118,28 Km2. Yang unik dari pulau ini adalah pulau dibelah gugusan pegunungan di tengah pulau yang membagi kedua daerah pesisir pantai di kanan kirinya, sangat eksotis, melihat pegunungan dibibir pantai. [caption id="attachment_157745" align="alignright" width="208" caption="enjoysulawesi.com"][/caption] Perjalan dimulai setelah sebelumnya menghabiskan perjalanan udara dari Yogyakarta – Surabaya – Makasar. Kami menginap satu malam menikmati suasana kota Makasar di waktu malam, terutama aktivitas malam di pantai Losari yang terkenal itu. Saat saya berkunjung (2004) pembangunan besar-besaran sedang dimulai, dan memang terdengar kabar akan dilakukan penataan pantai dengan memberikan fasilitas baru seperti hot spot internet yang sudah bisa dinikmati saat ini. Malam di pantai Losari terasa sangat indah sembari kami, menikmati makanan yang dijajakan dipingir jalan. Bagi yang pernah berkunjung ke pantai ini maka akan tahu makanan khas daerah ini, yaitu panganan pisang kepok yang dipipihkan kemudian dibakar dan ditambah dengan gula aren (gula jawa) yaitu Pisang Epe. Sangat nikmat sembari menyeruput Kopi atau Teh Hangat. [caption id="attachment_157750" align="alignleft" width="182" caption="enjoysulawesi.com"][/caption] Setelah bermalam , kami melakukan perjalanan darat dari Makasar ke pulau yang kami tuju. Tidak lupa dalam perjalanan kami menikmati makanan khas Makasar yaitu Sop Konro, sop iga sapi yang orang Makasar biasanya disantap dengan menambah susu kental manis pada kuahnya dan menyeruput sumsum iga sapi dengan sedotan, nikmat sekali melihatnya. Perjalanan darat mencapai ujung ‘kaki’ Pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Bulukumba. Sayang sekali ketika kami datang kondisi air laut tidak memungkinkan untuk kapal fery berlabuh sehingga harus menunggu air pasang naik. Terpaksa kami harus menunggu sambil beristirahat di sebuah rumah makan didaerah dermaga. Makanan yang kami santap kali ini adalah makanan laut khas pantai berupa berbagai ikan laut tangkapan dan lobster laut, cukup untuk mengobati kejenuhan menunggu diberangkatkannya kapal Fery. Kami menyempatkan melihat pembuatan Kapal Phinisi yang banyak terdapat di Kabupaten Bulukumba, kapal yang sangat melegenda sebagai salah satu wujud adanya kejayaan bahari negeri ini. [caption id="attachment_157753" align="alignright" width="210" caption="Dok. Pribadi Petrus Purnama"][/caption] Perjalanan bisa dilanjutan saat malam menjelang, ketika air pasang sudah cukup untuk membuat kapal fery merapat kedermaga Pelabuhan Bira, Bulukumba. Perjalanan dengan kapal fery kalau pada siang hari bisa menikmati munculnya ikan lumba-lumba, tetapi tidak bisa kami nikmati karena perjalanan harus dilakukan dalam gelapnya malam. Kami mencapai tujuan di pulau itu menjelang dini hari, merapat di pelabuhan Penyebrangan Fery, Pamatata, masih dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju ibukota kabupaten, yaitu Benteng. Pulau yang saya maksudkan adalah Pulau Selayar yang sekarang merupakan Kabupaten Kepulauan Selayar. [caption id="attachment_157761" align="alignleft" width="210" caption="Dok. Pribadi Petrus Purnama"][/caption] Potensi wisata pulau ini sangat beragam dari wisata bahari, alam, sejarah dan budaya. Moda transportasi untuk mencapai daerah ini adalah transportasi kapal fery yang menghubungkan dermaga penyeberangan Bira di Bulukumba dan Pamatata di Pulau Selayar, atau dengan moda angkutan udara perintis langsung dari Badar udara Hasanudin, Makasar ke Bandar udara Padang di Pulau Selayar, hanya saja moda transportasi ini pada saat saya berkunjung tidak ada jadwal rutin per hari. Pemerintah setempat sudah mempromosikan paket wisata bahari yang tidak kalah dengan gugusan terumbu karang di bunaken, yaitu wilayah Takabonerate, sangat diminati oleh wisatawan yang mempunyai hobby menyelam atau diving. Gugusan terumbu karang ini adalah yang terbesar di Indonesia, mempunyai luas 320,765 ha. Wisata Bahari lainnya yang bisa dikunjungi diantarnya Pantai Baloiya, Pantai Bone Tappalang, Pantai Pinang, Pantai Batang, Pantai Hara dan Pantai Bonesialla. [caption id="attachment_157764" align="alignright" width="210" caption="Dok. Pribadi Petrus Purnama"][/caption] Wisata sejarah yang dapat dikunjungi adalah peninggalan dari sebuah jangkar kapal raksasa, dari saudagar China yang pernah berkunjung di Selayar akhir abad XVI, terdapat didaerah Padang, pulau Selayar. Daerah ini juga sebagai salah satu daerah asimilasi dari keturunan orang china dan penduduk setempat. Terdapat juga wisata alam melihat salah satu hewan langka Tarsius , yang masih dapat ditemui dipesisir timur Pulau Selayar. [caption id="attachment_157765" align="alignleft" width="210" caption="Dok.Pribadi Petrus Purnama"][/caption] Suatu perjalanan yang tidak bisa saya lupakan, karena banyak sekali tempat indah yang saya nikmati. Tempat dimana saya bisa menikmati perbukitan, dan dibagian kaki bukit terdapat bentangan laut yang luas. Tempat yang cocok untuk para adventure dan pencinta diving. Lokasi menyelam yang perlu ditawarkan pada dunia. Pulau yang terkenal dengan berbagai hasil bumi seperti buah jeruk, paneli dan cengkeh, dan kaya akan ekosistem laut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H