Mohon tunggu...
Lardianto Budhi
Lardianto Budhi Mohon Tunggu... Guru - Menulis itu Membahagiakan

Guru yang suka menulis,buat film,dan bermain gamelan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kalau Saya Kalah, Berarti Mereka Curang

11 April 2019   11:39 Diperbarui: 11 April 2019   12:40 3788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Amien Rais menyatakan akan menggerakkan people power jika terjadi kecurangan pada Pemilu 17 April 2019 mendatang, kemudian tak lama berselang Habib Rizieq pun mengeluarkan pernyataan yang tak kalah garang, "hanya kecurangan yang bisa mengalahkan pasangan Probowo-Sandi". 

Apa yang disampaikan 2 tokoh ini dalam pandangan saya mengandung suasana batin yang bernada ancaman, atau setidaknya mereka berdua melakukan fetakompli bahwa Prabowo-Sandi sudah pasti akan menang.

Kita bisa berandai-andai misalnya Prabowo-Sandi kalah, lantas pihak pasangan itu menuduh telah terjadi kecurangan, kemudian ancaman Amien Rais akan benar-benar dilakukan, yakni melakukan people power, membawa sebanyak mungkin massa ke KPU, lalu akan terjadi sengketa hasil Pilpres. 

Masalah pertama adalah, kesimpulan adanya kecurangan itu siapa yang mengambil? atas dasar bukti obyektif dan empirik apa ? darimana dan dari siapa sumber-sumber itu diperoleh ? Bagaimana teknis verifikasi datanya? kemudian, bolehkah mereka mengklaim secara sepihak bahwa telah terjadi kecurangan sehingga mereka sah untuk melakukan people power sebagaimana yang mereka mau? 

Baiklah, kita berandai-andai lagi. Jika benar terjadi kecurangan, lalu seberapa besar pengaruh kecurangan itu terhadap keabsahan hasil Pemilu menurut Undang-Undang Pemilu yang berlaku? atau misalnya terjadi kemungkinan bahwa kecurangan itu justru menguntungkan kubu mereka sendiri, apakah mereka tetap akan mengerahkan people power menuju KPU ? Secara logika, rasanya kok tidak mungkin kubu pasangan 02 menggrudug KPU bila, sekali lagi, bila, kecurangan itu menguntungkan kubu mereka. 

Atau, adakah kemungkinan lain, misalnya pernyataan Amien Rais itu bermakna sebagai bahasa komunikasi yang sedang ingin mencoba meyakinkan publik bahwa " kubu kami pasti tidak akan melakukan kecurangan dan kalau ada kecurangan pasti dari pihak bukan kami". Kalau benar dengan penafsiran seperti ini, saya mengartikan bahwa Amien Rais dengan pernyataan itu secara eksplisit sedang mengatakan "kubu kami adalah pemenang, awas kalau kami kalah".

Setali tiga uang dengan Amien Rais, Habib Rizieq juga mengeluarkan statement yang hampir sama maknanya, bahkan dengan terang-terangan meyakini bahwa hanya kecurangan yang akan mengalahkan mereka. 

Saya awam dalam hal politik dan hukum serta mengenai soal-soal yang berkaitan dengan Pemilu sehingga saya tidak tahu apakah pernyataan ini sebuah tekanan politik yang wajar dalam kontestasi politik ataukah sudah masuk dalam wilayah pelanggaran etika sebuah kompetisi politik. 

Bila menggunakan pola berpikir dialektis, bukankah kalimat " hanya kecurangan yang bisa mengalahkan Probowo-Sandi" sama dan sebangun dengan " Pasangan Prabowo-Sandi pasti menang, kecuali dicurangi". Lalu, siapa yang curang ? tentu lawannya. Siapa lawannya ? pasangan 01 atau kalau bukan, pasti  'wasitnya', yakni KPU. 

Kalau bukan itu, siapa lagi? Bila mencermati pernyataan kedua tokoh tersebut, mungkin banyak orang -termasuk saya- yang akhirnya tergiring untuk menyimpulkan bahwa Pemilu pada bulan April mendatang ini akan dipenuhi kecurangan, apalagi jika pasangan Capres-Cawapres nomor 02 kalah. 

Dengan pendekatan dan cara penyikapan yang positivistik, kiranya pernyataan itu kurang pas disampaikan kepada publik. Bagaimanapun, para tokoh itu memiliki tugas paling utama yakni memberi teladan dan mendidik masyarakat untuk berprasangka baik ditengah suhu politik yang makin menghangat menjelang pelaksanaan Pilpres ini, bukannya malah menebarkan prasangka. Meyakini dan menuduh sesuatu keadaan sebelum sesuatu itu terjadi adalah sebuah hal yang terburu-buru, gegabah dan tidak bijak tentunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun