Mohon tunggu...
naff putra
naff putra Mohon Tunggu... -

pengamat pasar properti,enterpreneur,marketing internet, menyukai dunia informasi berkeyakinan bahwa kekayaan akan membaca dapat membuat kita kaya ilmu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memaafkan dan Lupakan Masa Lalu Itu

18 April 2010   03:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:44 2362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Masa lalu yang ada tidak semuannnya menyenangkan terkadang banyak masa lalu yang membuat kita merasa terbelenggu oleh kesalahan- kesalahan ataupun cerita masa lalu yang suram yang tentunya hal ini akan sangat membekas di hari- hari kedepan.

Melupakan bukan perkara mudah, tidak setiap orang mampu melupakan begitu saja, dimana terkadang masa lalu itu begitu sangat membekas didalam alur berfikir kita, namun mengingat itu tidak akan pernah merubah keadaan yang telah lewat, yang ada hanyalah sejarah dan cerita yang kedepan sesuatu yang harus dijalanin dengan baik.

Kita tidak akan pernah dapat merubah seseorang kecuali orang itu sendiri yang merubahnya, jadi jangan berharap bahwa kita mampu merubah pikiran seseorang karena hanya orang tersebut yang bisa merubahnya dan perlu kita sadari bahwa pikiran adalah sumber dari segala hal yang ada di diri kita terkadang sumber penyakitpun berasal dari pikiran kita sendiri, rasa takutpun juga keluar dari pikiran kita apalagi trauma akan masa lalu itu semua keluar dari pikiran kita lalu bagaimana kita menyikapi ini semua agar kita mendapatkan hidup yang memiliki kualitas dalam keseharian:


  • Berilah ruang damai didalam pikiran anda dengan melakukan perdamaian dengan diri anda sendiri, ini mudah tapi sulit tetapi mau tidak mau harus dilakukan, siapa yang akan merawat badan anda kalau bukan anda siapa yang akan merwat pikiran anda kalau bukan anda jadi berdamailah dengan mebangun pikiran positif menjauhi segala hal yang akan menganggu proses perdamaian anda dengan diri anda, ingat diri anda butuh dicintai dan dikasihi oleh anda , pikiran andapun sama berilah pikiran anda sesuatu yang baik dengan lebih sering membuang ke kantong sampah hal - hal yang membuat anda menjadi teringat sesuatu yang akan menganggu pikiran masa depan anda.
  • Maafkanlah, tidak mudah tapi kata jitu yang disarankan seorang sahabat ke pada saya adalah maafkanlah karena maaf adalah keikhlasan, tanpa maaf semua akan sia - sia , membangun prinsip keihlasan maaf berbeda dengan maaf doang karena prinsip ikhlas  membalikkan rasa sesal,dengki dan dendam menjadi cahaya bagi pikiran kita.
  • Lupakanlah , ini berat tapi melupakan harus kita lakukan terutama melupakan hal - hal yang telah membuat hati kita terusik,pikiran kita stress serta dendam kita selalu ada, melupakan memiliki nilai yang sangat tinggi bertemu orang baru yang positif akan sangat membantu proses melupakan, kesibukan akan sesuatu yang besar untuk masa depan akan juga turut melupakan apa yang telah terjadi selama ini, tapi jangan lupakan masa indah karena masa indah akan membawa anda menjadi orang yang bahagia.
  • Berilah mereka doa, mendoakan tentu sangat mujarab untuk bisa lupakan sesuatuyang telah membuat anda tidak nyaman atau tersakiti, berilah mereka doa saya pikir semua agama akan memberikan saran ini.
  • Tenang dalam bertindak dan bersikap , dewasa didalam melakukan setiap aktivitas serta tidak memiliki iri hati dan dengki akan membuat kita berdamai dengan diri dan keadaan sekitar kita, menaham emosi tidak mengumbar segala sesuatu dengan berlebihan tentu menambah kita untuk lepas dari ini semua
  • Cintailah diri kita berilah penghargaan pada diri kita serta pujilah diri kita untuk kita sendiri karena senyuman cinta hanya akan kita miliki apabila kita memiliki cinta untuk diri kita sendiri dan belajar mencintai lingkungan,kawan,keluarga serta selalu mencintai allah yang menciptakan kita.


Tidak berdasarkan buku ini semua , akan tetapi berdasarkan kehidupan nyata penulis dan berbagi pendapat dengan sahabat , untuk di bagi bersama kita semua.

won/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun