Tangerang -- Suara Perempuan Nusantara kembali membuktikan komitmennya dalam melindungi pekerja migran Indonesia. Kali ini, tim advokasi dari organisasi ini berhasil menggagalkan keberangkatan tiga pekerja migran Indonesia (PMI) ke Laos yang diduga akan dijadikan korban penipuan dan eksploitasi oleh sindikat perdagangan orang. Dalam operasi tersebut, satu orang agensi ilegal turut ditangkap di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Sabtu (24/08/2024).
Penangkapan ini merupakan bagian dari upaya Suara Perempuan Nusantara dalam memerangi praktik perdagangan orang yang semakin marak terjadi, terutama di tengah meningkatnya operasi pemerintah Laos terhadap sindikat judi online dan scam online. Meskipun pemerintah Laos sedang gencar melakukan penertiban, masih banyak pekerja migran Indonesia yang terjebak dalam janji palsu dan dipaksa bekerja di lingkungan yang berbahaya.
Menurut Mahadir, anggota tim Suara Perempuan Nusantara yang memimpin operasi ini, tiga PMI yang berhasil diselamatkan terdiri dari dua laki-laki berinisial LA dan R, serta satu perempuan berinisial US. Mereka diiming-imingi pekerjaan bergaji tinggi di Laos, namun kenyataannya mereka hampir saja menjadi korban eksploitasi dalam industri perjudian dan penipuan daring. "Para korban ini direkrut oleh agensi tidak resmi yang menjanjikan pekerjaan dengan gaji besar. Namun, dari investigasi yang kami lakukan, jelas bahwa mereka akan dikirim untuk bekerja di pusat-pusat scam online yang sangat berisiko," jelas Mahadir.
Operasi penangkapan ini dilakukan setelah tim Suara Perempuan Nusantara mendapatkan laporan dari keluarga korban yang curiga atas kepergian mereka ke luar negeri. Dengan koordinasi yang cepat, tim berhasil melacak keberadaan para korban dan agensi tersebut di Bandara Soekarno-Hatta, tepat sebelum mereka terbang ke Laos.
Dalam operasi ini, satu orang agensi yang diduga kuat sebagai perekrut ditangkap oleh tim Suara Perempuan Nusantara. Agensi ini beroperasi dengan cara merekrut PMI secara ilegal tanpa izin resmi dari pemerintah. "Kami akan terus menindak tegas agensi-agensi ilegal yang memperdagangkan pekerja migran Indonesia ke luar negeri, terutama ke negara-negara seperti Laos yang sudah dikenal memiliki risiko tinggi terhadap pekerja migran," ujar Mahadir.
Kasus perdagangan orang seperti ini memang masih menjadi ancaman besar bagi para pekerja migran Indonesia. Laos, yang dikenal sebagai pusat operasi judi online dan scam, menjadi salah satu tujuan utama sindikat perdagangan orang. Kendati pemerintah Laos sedang meningkatkan pengawasan dan operasi terhadap sindikat-sindikat tersebut, kenyataannya masih banyak warga Indonesia yang nekat berangkat ke sana akibat bujukan dan janji palsu dari agensi ilegal.
Suara Perempuan Nusantara, yang dikenal vokal dalam melawan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), kembali menegaskan bahwa pengiriman pekerja migran Indonesia ke negara-negara berisiko tinggi harus dihentikan. Mereka juga meminta pemerintah untuk meningkatkan pengawasan di bandara dan pelabuhan, serta memberikan edukasi lebih luas kepada masyarakat terkait modus-modus yang sering digunakan oleh para pelaku perdagangan orang.
"Kami tidak akan berhenti di sini. Suara Perempuan Nusantara berkomitmen untuk terus berada di garis depan dalam melawan perdagangan orang dan memastikan bahwa tidak ada lagi warga negara Indonesia yang menjadi korban eksploitasi di luar negeri," tegas Mahadir.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap tawaran pekerjaan di luar negeri yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Suara Perempuan Nusantara juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan kepada pihak berwenang atau organisasi advokasi jika menemukan indikasi adanya praktik perdagangan orang.
Dengan kejadian ini, Suara Perempuan Nusantara berharap agar pemerintah dan masyarakat semakin meningkatkan kerjasama dalam memerangi perdagangan orang. Perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia harus menjadi prioritas bersama agar tragedi serupa tidak terulang lagi.