“Maaf beribu maaf wahai ayah, si sulung ini sedang dalam masa tugas yang (terlanjur) tidak bisa ditinggal hingga hari raya.”
Ayah tidak marah atau kecewa, tak pernah pula beliau marah terhadap sulungnya sampai terlalu. Saya sedang melakoni sebuah kegiatan konservasi, yang juga merupakan hobi baru. Sadar akan latar belakang pendidikan yang minim, saya membutuhkan pengalaman lagi dan lagi demi menunjang hobi saya tersebut, syukur bila benar-benar bisa menjadi pelaku. Dan ayah adalah seseorang yang bijak luar biasa, kesenangan saya tidak beliau anggap sebagai kesalahan. Dan ketidakpulangan saya pada hari raya kali ini malah mendapat dukungan penuh, karena menurut beliau, saya tetap melakukan kegiatan yang positif.
Menjelang ramadhan, saya diberi kesempatan yang sebenarnya berada jauh di luar ekspetasi. Diberi tugas membantu kegiatan konservasi di Kalimantan Timur, tepatnya di Kebun Raya Universitas-Mulawarman Samarinda (KRUS), tentu saja tidak akan saya tolak. Saat itu senangnya menjadi bukan kepalang yang kuadrat, berlipat-lipat. Menyambangi orangutan langsung di rumah aslinya adalah kepuasan tersendiri, sama puasnya seperti saat melihat lumba-lumba di laut bebas, bukan di tempat sirkus. “Alhamdulillah, yah” bekal saya bertambah lagi.
26 Juli 2011, saya menginjakkan kaki untuk pertama kali di bumi Borneo. Dan langsung berkenalan dengan para perawat satwa dan orangutan-orangutan yang hidup di Kebun Raya Samarinda. Mereka-mereka ini yang kemudian banyak menemani saya ketika berkegiatan selama ramadhan.
Ujar Pak Dirman sang kepala seksi satwa:
“Kalau sudah urusan satwa, puasa tidak jadi halangan. Walau sudah diberi cuti dan pengurangan jam kerja, kesejahteraan satwa harus tetap diperhatikan. Urusan makan misalnya, jangan sampai kita telat kasih.”
Feeding adalah salah satu kegiatan yang saya lakukan sehari-hari, walau hanya sekedar membuatkan susu untuk si kecil Uci dan Michelle. Ada pula yang lain, adalah forest school, dalam kegiatan ini saya menjadi pendamping seekor orangutan muda bernama Pingpong. Setiap akhir pekan, saya mengajak Pingpong bersekolah di area hutan kebun raya. Mencatat segala tingkah lakunya, apa yang sering dia makan ketika di hutan, sudahkah ia lihai bergelantungan di pohon, dan seberapa pandai ia dalam membuat sarang.
***
Lini masa terus bertambah, banyak cerita, banyak peristiwa, banyak pula pengalaman baru yang saya dapatkan pada ramadhan tahun ini. Singkat cerita, kebun raya berbenah menjelang lebaran, pada minggu terakhir Agustus. Membersihkan yang tidak bersih, merapikan yang tidak rapi, dan melengkapi yang tidak lengkap. Tembok yang terlihat suram pun diberi warna-warni agar suasana makin meriah.
Seorang kawan baik sepermainan di kampus, yang kebetulan berkampung halaman di Bontang, mengajak saya untuk berlebaran di rumahnya. Salah bila menolak tawaran itu, saya pun berangkat pada H-1 lebaran. Esok harinya, seusai Shalat Ied dan sesungkeman dengan keluarga si kawan, saya memutuskan kembali ke Samarinda, karena Pingpong dan para perawat satwa sudah menanti. Kebun raya sudah pasti ramai, dan saya tidak ingin melewatkannya.
Banyak hal-hal baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Kebahagiaan dengan macam-macam bentuk yang juga tidak sepele. Shalat Ied di Masjid Agung Bontang, menikmati opor ayam dan rendang bersama keluarga baru, bersenda gurau dengan sahabat rimba (Pingpong, dkk), dan bersilaturahmi dengan ribuan pengunjung yang silih berganti datang ke kebun raya. Adalah pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya pribadi.
Lebaran kali ini memang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebuah perpindahan yang manis, yang makin meningkatkan kualitas hidup dari bodoh menjadi sedikit bodoh. Lebaran baru, keluarga baru, walau tanpa baju baru, dan saya benar-benar sangat menikmati.
Selamat Hari Raya.
[caption id="attachment_129419" align="aligncenter" width="300" caption="Saya dan Pingpong"][/caption] [caption id="attachment_129420" align="aligncenter" width="300" caption="Uci dan Michelle"][/caption] [caption id="attachment_129421" align="aligncenter" width="300" caption="Menanti truk (Jalan Lintas Samarinda - Muara Wahau)"][/caption] [caption id="attachment_129423" align="aligncenter" width="300" caption="Ketupat, opor ayam, rendang, dan keluarga baru"][/caption]
Feeding : Pemberian makan (ke satwa)
Forest school : Sekolah hutan, untuk menjaga naluri alamiah orangutan, yang merupakan kegiatan wajib orangutan-orangutan yang ada di pusat rehabilitasi sebelum dilepasliarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H