Sepak bola adalah salah satu olahraga terbesar dan paling banyak diminati di indonesia. Piala dunia yang bertempat di Indonesia tentunya menjadi salah satu cita-cita besar yang telah ditunggu-tunggu oleh penggemar sepak bola. Namun mimpi ini haruslah sirna karena ada sebuah permasalahan yaitu penolakan oleh beberapa pihak mengenai negara israel yang ikut masuk ke indonesia.Â
Dampaknya adalah indonesia pun batal menjadi tuan rumah piala dunia, dan kini banyak masyarakat terkhusus penggemar sepakbola menjadi kecewa,marah, dan sedih karena kejadian ini. Dampaknya apa? Saya tidak akan membahas detailnya karena mungkin itu sudah sering dibahas di banyak forum. Saya pun juga setuju bahwasannya pihak yang menolak ini telah membuat keputusan yang sangat fatal.
Saya lebih berfokus pada sikap yang ditunjukan masyarakat atau netizen melalui sosmed. Ada yang melalui postingan lalu menge tag pihak yg terkait, ada yang melalui instastory, dan lain lainnya. Oke mungkin masih wajar jika kita marah lalu menghujat atau mengkritik atau sejenisnya kepada pihak pihak yang telah menyebabkan batalnya gelaran piala dunia ini. Yang saya sayangkan adalah ketika mereka menyalahkan dan menghujat itu terkadang tidak nyambung. Kita misalkan gub jateng, saya juga setuju kalau keputusan beliau menolak itu salah dan fatal. Dan memang pantas untuk dipertanyakan dikritisi dan lain sejenisnya. Saya mulai tidak setuju apabila perihal ini disangkutpautkan dengan kinerja beliau sebagai gubernur selama ini.Â
Ayolah kita harus bisa membiasakan boleh menghujat,mengkritik atau apalah itu asalkan jangan membenci. Karena kalau sudah sampai pada tahap membenci semua hal yang dilakukan akan terlihat buruk. Padahal secara kinerja sebagai gubernur misalnya saja pembangunan jalan rusak, dan lain sebagainya itu kinerjanya bagus kok. Jadi jangan mencampur adukkan antara kedua itu. Nah pola pikir ini yang saya rasa masih perlu diperbaiki lagi karena pola pikir model seperti ini akan sangat meresahkan kedepannya. Orang tidak akan bisa menilai sesuatu secara obyektif. Padahal kita harus bersifat obyektif bukan subyektif. Jika seperti itu maka akan terjadi banyak kebaikan akan hilang karena satu keburukan.Â
Jadi jika memang ingin menghujat atau mengkritisi dan sebagainya ya kritisi mengenai keputusan beliau yang telah menolak itu. Jangan disambung-sambungkan dengan yang lain. Dan ini berlaku untuk semua hal. Kita harusnya lebih bersifat obyektif untuk menilai sesuatu.
#keresahan13
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H