Mohon tunggu...
Balai lelang indonesia
Balai lelang indonesia Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

National Union Farmer struggle for farmer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Phenomena Gepeng Srimulat dalam Sosok Jokowi

8 Februari 2015   20:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:35 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Phenomena Gepeng Srimulat pada Sosok Jokowi "......
Penampilan yang sering dilakukan  Jokowi berjalan atau bersepeda sambil menikmati musik orkestra di taman dengan santai tanpa pengawalan keamanan, kemegahan, atau gembar-gembor.
Dalam bungkusan kesederhanaan Jokowi tampil dengan  kemeja putih sederhana, celana panjang hitam dan sandal kulit, ia tampak sama dengan orang awam yang biasa biasa saja sekalipun dia seorang saudagar mebel yang juga memiliki gedung pertenuan yang besar di Solo.
Entah penampilan Jokowi itu seperti dibuat buat atau normal apa adanya .sebab dari pengalaman saya berteman dan bertemu dengan pengusaha pengusaha hingga konglomerat baik daru etnik Jawa maupyn Tionghoa kebanyakan pengusaha tersebut ya berpenampilannya seperti yang dilakukan okeh Jokowi .beda dengan pengusaha dari luar Jawa yang terlihat glamor dan menjaga jarak dengan masyarakat kecil .
Sejak Indonesia merdeka 68 tahun lampau, hanya anggota elite politik dan militer yang terpilih sebagai presiden.
Jokowi adalah pemimpin pertama dari luar dua golongan tersebut yang terpilih sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Namun, meskipun Jokowi dipuji pendukungnya dan pemerintah asing, bukan berarti masa pemerintahannya bakal tanpa rintangan.
"Jangan berharap kepresidenan Jokowi akan lancar lancar saja dalam menghadapi tekanan tekanan politik baik dari dalam lingkungannya Jokowi sendiri seperti partai yang memgusungnya ,relawannya saat pilpres dan para tauke tauke besar bertaraf nasional dan internasional .
"Dia tidak akan menjadi juru selamat yang diharapkan banyak orang. Dia juga kemungkinan besar tidak akan menjadi presiden yang hebat atau akan bisa melakukan perubahan besar dalam segala bidang
Walaupun dukungan rakyat penting dalam memenangi  pemilihan presiden, dukungan rakyat saja tidak akan banyak berguna ketika Jokowi berkuasa apalagi dukungan rakyat itu hanya semu saja serta tidak tampak dalam kebijakan kebijakan yang diambil Jokowi.
Tentu saja hal dukungan rakyat yang riel pada Jokowi tidak ada sekalipun dia terpilih sebagai presiden sebab penciptaan image Jokowi sebagai pemimpin yang merakyat bukan tercipta secara alami ketika rakyat memimpikan pemimpin yang benar benar merakyat tetapi tampilan merakyat dari Jokowi itu hanyalah sebuah karya besar dari ilmu media  jurnalistik dan ilmu sinematografi tidak ada bedanya dengan "Si Gepeng Dalam Srimulat " yang pernah menghebohkan para audiense televisi.
Dukungan rakyat terhadap Jokowi saat pilpres bukanlah hasil kerja parpol pendukung atau pun para relawannya tapi dari hasil produksi industri media .
Dalan teori media masaa dikenal dengan teori Agenda Setting untuk mengarahkan  penulisan dan pemberitaan agar menghasilkan tujuan tetentu jika dibaca atau dilihat oleh audience
Sedangkan teori Cultivation dimana menyajikan kepada penonton suatu cara yang sama dalam memandang dunia dengan segala pesan dan gambar yang disajikannya merupakan proses atau upaya untuk ‘menanamkan’ cara pandang yang sama terhadap realitas dunia kepada khalayak.
Kedua teori inilah yang menciptakan Jokowi menjadi sosok pemimpin agar rakyat memandang seorang Jokowi adalah pemimpin yang mereka harapkan .Media massa telah berhasil memperkirakan dan menjelaskan pembentukan persepsi, pengertian, dan kepercayaan mengenai  sosok Jokowi sebagai hasil dari rakyat mengonsumsi pesan media dalam jangka panjang. Dengan kata lain, realitas yang khalayak media terima adalah realitas yang diperantarai (mediated reality) yang semu dan tidak nyata
Dia tidak akan mudah dan lancar dalam menjalankan pemerintahannya sebab Jokowi  harus menghadapi anggota-anggota parlemen yang bukan dari partai pendukung dan juga Jokowi akan banyak menghadapi tantangan internal di dalam koalisi," karena Jokowi hanyalah berperan sebagai Gepeng jika dalam Sandiwara Srimulat yang harus tunduk pada Ibu Juju ( Megawati) dan Tarsan ( Surya Paloh) sebagai majikannya
Jadi inilah realita yang terjadi pada diri seorang Jokowi sebagai presiden. Tetapi walau Jokowi mirip dengan fenomena sosok Gepeng dalam srimulat. Gepeng itu tidak selalu patut dan terkadang ngeyel kepada ibu Juju( Megawati) dan Tarsan ( SuryaPaloh) serta Asmuni ( Jusup Kala) .nah sosok antitesa ngawulo seorang Gepeng dalam Srimulat ini yang harus dilakukan oleh Jokowi dalam perannya untuk memimpin negara ini jika itu dilakukan maka dia bukan seorang pemain Srimulat
Ditulis oleh
Bawor Sutedja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun