Hujan di januari tak mudah mengikis kisahku denganmu
Seperti jejak awan dipegunungan tak lenyap oleh musim
Beratku menerima putusmu
Sesak dada kala katamu adalah pisau yang menikam jiwa
Berhenti sejenak menerima iba
Aku adalah yang putus asa
Dan aku membangun sebuah teori lama
Karena aku sebelumnya tak pernah merasa
Ternyata asin itu adalah hujan airmata
Diriku berubah rasa yang dulu adalah perkasa
Kini limbung jatuh terjerembab
Hujan airmataku mengalir deras
Dan meluluhkan kertas yang dulu adalah berkas yang waras
Hujan airmataku tiada henti
Dan tak bisa mengunci diri
Dengan kata, dengan asa yang dulu ku puja
Yang dulu menjelma
Tapi kini melanglangbuana entah kemana
Hujan di januari itu
Kini membentuk telaga warna
warna semburat lusuh tanpa eksotika
Mengusir semua kehidupanku
Menjadi labil tak bertuju
Tanpa bisa kutemukan penyeka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H