Mohon tunggu...
Nicho Adrian Aghaka
Nicho Adrian Aghaka Mohon Tunggu... -

seorang pemula yang menuangkan semua rasa yang dimilikinya dalam rangkaian kata yang dia sendiri masih balita untuk menerjemahkannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan di Januari (For EBT)

20 Februari 2011   09:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:26 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12981961901302464681

Hujan di januari tak mudah mengikis kisahku denganmu

Seperti jejak awan dipegunungan tak lenyap oleh musim

Beratku menerima putusmu

Sesak dada kala katamu adalah pisau yang menikam jiwa

Berhenti sejenak menerima iba

Aku adalah yang putus asa

Dan aku membangun sebuah teori lama

Karena aku sebelumnya tak pernah merasa

Ternyata asin itu adalah hujan airmata

Diriku berubah rasa yang dulu adalah perkasa

Kini limbung jatuh terjerembab

Hujan airmataku mengalir deras

Dan meluluhkan kertas yang dulu adalah berkas yang waras

Hujan airmataku tiada henti

Dan tak bisa mengunci diri

Dengan kata, dengan asa yang dulu ku puja

Yang dulu menjelma

Tapi kini melanglangbuana entah kemana

Hujan di januari itu

Kini membentuk telaga warna

warna semburat lusuh tanpa eksotika

Mengusir semua kehidupanku

Menjadi labil tak bertuju

Tanpa bisa kutemukan penyeka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun