Mohon tunggu...
Kelvin
Kelvin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Write About Fintech Update

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Buat Timeboxing untuk Manajemen Waktu dan Kerja yang Lebih Efisien

16 November 2021   16:52 Diperbarui: 16 November 2021   16:59 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Artikel SPE Solution bertajuk 7 Tips Menghindari Hustle Culture bagi Milenial dan Gen Z

Apakah Anda sering kerja lembur hingga larut malam setiap harinya? Sering berkutat dengan satu pekerjaan yang dirasa tak kunjung selesai? Hampir setiap saat menghabiskan waktu dan tenaga mengerjakan satu hal hingga melewati deadline?

Jika Anda mengalami hal tersebut, Anda tidak sendirian. Banyak orang yang juga berjuang menghadapi kesulitan yang Anda alami.

Apa yang Anda alami, secara umum, bisa jadi disebabkan oleh 3 hal, yakni manajemen waktu yang tidak tepat, manajemen diri yang tidak tegas, dan juga memang beban aktivitas yang berlebihan.

Jika kendalanya ialah beban aktivitas yang berlebihan, solusinya ialah Anda harus mengkomunikasikan kendala yang Anda alami ke atasan Anda atau orang terkait. Pantik empati dan cari solusi bersama atas permasalahan itu.

Namun, jika kendala utamanya ada pada manajemen waktu dan manajemen diri yang tidak tertata, tenang jangan khawatir. Ada lifehack yang bisa Anda terapkan untuk membuat manajemen diri dan waktu Anda menjadi lebih baik.

Gunakan timeboxing.

Apa itu timeboxing?

Timeboxing adalah teknik manajemen waktu yang digunakan Elon Musk guna menata dan menyelesaikan kesibukan hidupnya yang padat.

Secara umum, timeboxing berbeda dengan teknik penjadwalan dan manajemen waktu pada umumnya.

Pada teknik penjadwalan umumnya, Anda harus menemukan waktu dalam agenda Anda untuk dapat mengerjakan segala tugas yang Anda miliki. Akibatnya, karena Anda selalu berusaha mencari "waktu luang" pada agenda yang padat, tak jarang Anda akan terus-terusan lembur setiap harinya.

Belum lagi kalau kita pertimbangkan faktor perfeksionisme dan tidak mudah puas yang ada pada diri. Tak jarang kita akan secara terus-menerus merevisi pekerjaan kita sendiri jika dirasa belum maksimal.

Permasalahan umum pada penjadwalan inilah yang coba dipecahkan dengan metode timeboxing.

Timeboxing tidak digunakan untuk menemukan waktu luang guna mengalokasikan pekerjaan. Namun, timeboxing digunakan untuk secara tegas membatasi setiap waktu yang dialokasikan untuk mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga Anda tahu seberapa besar usaha yang harus dialokasikan guna menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang terbatas, dengan hasil terbaik yang bisa dicapai.

Jika batas waktu masih ada namun kerja sudah selesai, Anda bisa memanfaatkan waktunya untuk beristirahat sejenak, bukan melanjutkan pekerjaan lainnya.

Namun, jika batas waktu sudah habis namun pekerjaan belum selesai, Anda harus meninggalkan pekerjaan tersebut dan berpindah ke aktivitas selanjutnya. Lalu, pekerjaan yang belum rampung tersebut bisa dikerjakan lagi di timebox alternatif, yang dikhususkan untuk mengerjakan pekerjaan yang belum terselesaikan.

Metode ini sangat cocok untuk digunakan para pekerja, terlebih pekerja dari generasi milenial dan Gen Z yang cenderung berada dalam cengkeraman hustle culture.

"Wah, sepertinya metode ini menarik. Gimana cara menerapkannya?"

Cara melakukan timeboxing itu mudah, Anda cukup ...

Mencatat terlebih dahulu daftar pekerjaan yang Anda miliki, lalu menentukan beban dari masing-masing pekerjaan tersebut.

Dilansir dari artikel SPE Solution yang membahas tentang tips menghindari hustle culture, inilah 4 hal yang harus Anda lakukan:

  1. Mendefinisikan tujuan dari masing-masing pekerjaan yang dimiliki
  2. Menentukan durasi dan waktu yang tepat untuk pengerjaan proyek
  3. Mengkalkulasikan pengerjaan mulai dari tahap persiapan dan proses, serta reviu (jika dibutuhkan)
  4. Menghitung jumlah jam kerja yang dibutuhkan dalam tempo waktu tertentu dan, jika terdapat jam kosong, bisa dialokasikan sebagai masa istirahat maupun jam pengganti jika terdapat pekerjaan yang belum selesai.

Lalu, Anda bisa menata pekerjaan-pekerjaan tersebut dalam tempo waktu satu minggu, menjadi seperti contoh berikut:

Sumber: Artikel SPE Solution bertajuk 7 Tips Menghindari Hustle Culture bagi Milenial dan Gen Z
Sumber: Artikel SPE Solution bertajuk 7 Tips Menghindari Hustle Culture bagi Milenial dan Gen Z

Tidak perlu software yang kompleks untuk melakukan timeboxing. Anda bisa menggunakan Microsoft Word atau Microsoft Excel saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun