Bahasa yang umum kita gunakan adalah secara lisan dan tulisan, artinya menggunakan tanda-tanda bunyi dan bentuk, untuk mengekspresikan dan mengkomunikasikan maksud, pikiran, dan emosi. Walaupun bentuk dan variasinya sangat beraneka ragam, tetapi sesungguhnya struktur utama dari bahasa yang digunakan oleh manusia masih sama saja.
Di setiap bahasa manusia kita mengenal setidaknya kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Intonasi yang digunakan untuk mengkomunikasikan emosi dan perasaan hampir bisa dikatakan bersifat universal; tanpa mengerti bahasa yang digunakan, seringkali kita bisa membedakan antara bentakan, pertanyaan, perintah, ekspresi rasa takut, dan - tentu saja - ekspresi rasa nikmat.
Sebuah bahasa adalah suatu sistem tanda-tanda bunyi dan bentuk yang spesifik yang dipergunakan untuk "mewakili" kenyataan yang lainnya.
Buatlah sebuah bentuk lingkaran, tempatkan sepotong garis tegak lurus dengan tinggi yang sama di sebelahnya, kemudian tambahkan dua buah garis diagonal ke atas dan ke bawah yang berujung di bagian tengah dari garis tegak lurus. Kenyataan, alam materi, dunia fisik, yang baru saja dibuat bukanlah lagi merupakan "bentuk lingkaran dan tiga buah garis di sebelahnya", melainkan sepotong OK, yang kini telah "mewakili" kenyataan yang lainnya.
Suatu sistem bahasa menjadi begitu mudah dimengerti secara universal (oleh lokalnya masing-masing) karena tanda-tanda tersebut dibakukan dan dipergunakan secara rutin dan ekstensif.
Selain sistem bahasa yang menggunakan tanda-tanda bunyi dan bentuk, manusia (dan makhluk-makhluk lainnya) menggunakan pula sistem bahasa yang lainnya. Singa dan anjing menggunakan air seninya untuk "mengkomunikasikan" teritorialnya, sementara kucing menggunakan postur tubuh tertentu untuk "mengkomunikasikan" penerimaan atau penolakan.
Pilihan busana seseorang adalah upaya untuk mengkomunikasikan jati dirinya, apakah itu kemeja necis ala pekerja kantoran, jaket kulit, kaos oblong, atau yang lebih jelas lagi - misalnya - baju koko dan jilbab. Dalam sebuah meja rapat, yang memiliki posisi paling tinggi akan cenderung menempatkan diri (dan ditempatkan) pada posisi ujung, tanpa orang lain yang sejajar dengan dirinya. Pemposisian kursi - artinya pemposisian letak manusianya - dalam suatu pertemuan bilateral dua pemimpin negara yang setara jelas akan berbeda dengan pemposisian letak manusia ketika seorang biasa bertemu dengan seorang kaisar.
Dan pada umumnya perempuan akan mengarahkan mukanya ke arah yang lain untuk "mengkomunikasikan" ketidakmauannya untuk berbicara ketika sedang marah.
Secara sadar atau tidak sadar, setiap gerak-gerik, setiap pemposisian tubuh, setiap pemposisian dan susunan benda-benda, setiap bentuk yang dihasilkan oleh manusia, mengandungi juga suatu upaya untuk "mengkomunikasikan" sesuatu.
Maka selain dari tanda-tanda bunyi dan bentuk baku yang dikenal oleh manusia sebagai "tulisan", apa-apa yang telah disentuh, dipindahkan, disusun, dan dibuat oleh manusia pun - secara sengaja atau tidak sengaja - memiliki suatu statement yang ingin dikomunikasikan.
Artinya, seperti ditulis oleh Bryan Lawson dalam The Language of Space, kita dapat juga melihat ruang arsitektur sebagai suatu bahasa, sebagai konsekuensi keberadaan dirinya sendiri yang merupakan hasil akibat dari perbuatan, bentukan, atau modifikasi oleh manusia.