Mohon tunggu...
Lyfe

Perpeloncoan, Pembodohan Para Pelajar!

24 Agustus 2015   17:14 Diperbarui: 24 Agustus 2015   17:14 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah perpeloncoan itu? Lebih jelasnya perpeloncoan adalah segala tindakan yang mengandung kekerasan, pelecehan, dan tindakan kasar yang dilakukan senior terhadap juniornya. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat penyambutan mahasiswa baru. Nama resmi kegiatan ini adalah Propti atau tergantung penamaan lainnya di setiap universitas. Namun kegiatan ini biasanya terus berlangsung meski jadwal resmi propti telah usai. Dan pada masa-masa inilah mahasiswa senior berperan besar terhadap kegiatan “Peradaban Mundur” ini.

Bentuk atau tindakan-tindakan nyata dari perpeloncoan ini antara lain:

-Main fisik

Tindakan berupa tamparan, tendangan, tinjuan, atau tindakan yang dengan sengaja menyentuhkan bagian tubuh pelaku atau benda lain dengan tubuh korban, yang menyebabkan korban merasakn kesakitan dan atau dirugikan.

-Hukuman fisik

Segala perintah (dengan paksaan) oleh senior kepada junior yang mempunyai dampak tertentu terhadap tubuh korban. Contoh dari dampak-dampak tersebuit antara lain, lelah, lemas, pegal, kotor, berkeringat dan segala tindakan yang membuat korban merasakan perubahan kondisi tubuh antara sebelum dan sesudah dilakukan hukuman. Contohnya adalah push up, sit up, jalan jongkok, merayap dibumi, masuk kedalam empang, memanjat pohon, dll.

 

Selain seperti yang disebutkan diatas, tindakan perpeloncoan dapat berupa Membentak tanpa alasan, dan memerintahkan junior untuk mengenakan aksesori atau atribut yang tidak wajar seperti Nametag ukuran besar, pita warna-warni, kaos kaki warna warni, topi dari bola plastik, dan pakaian aneh lainnya.

Yang jelas tindakan-tindakan yang saya sebutkan diatas, jelas tidak ada hubungannya dengan sikap mendidik dan jauh dari unsur pendidikan. Resiko terbesar terhadap kegiatan seperti ini adalah KEMATIAN Si Junior.

Satu-satunya alasan senior melakukan melakukan perpeloncoan adalah untuk menjalin “keakraban”yang tidak mendasar. Bisa dibilang, kegiatan ini dilakukan karena senior ingin dihargai junior.

Dampak berantai dari kegiatan ini adalah justru membuat mahasiswa baru ingin melakukan hal yang sama terhadap mahsiswa baru berikutnya. Hingga akhirnya kegiatan ini menjadi kegiatan yang turun temurun. Bisa dibilang kegiatan seperti ini telah menjadi hukum adat yang pantang untuk untuk ditentang. Sama halnya seperti hukum adat, jika menentang, akan dikucilkan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun