"Bersatulah anak-anakku bila kegentingan datang melanda, jangan bercerai-berai sendiri-sendiri. Cawan-cawang enggan pecah bila bersama, Ketika bercerai maka satu persatu pecah berderai"
"Sungguh dengan perpecahan tak ada satu kebaikan pun yang akan Allah karuniakan pada seseorang, baik dari kaum terdahulu maupun orang orang setelahnya." Sebab, Ketika hati mereka berselisih dan hawa nafsu mempermainkan mereka, maka mereka tidak akan melihat satu tempat pun bagi kemaslahatan bersama. Mereka bukanlah bangsa yang bersatu, tapi hanya individu-individu yang berkumpul dalam bentuk jasmani belaka. Hati dan keinginan mereka saling berselisih. Engkau mengira mereka bersatu, padahal hati mereka terpecah belah.
Mereka menjadi seperti kata orang: "Kambing-kambing yang berpencaran di padang terbuka yang telah dikepung berbagai binatang buas. Kalaupun mereka selamat, mungkin karena binatang buas belum sampai pada mereka".
Itu yang terjadi jika bercerai berai, mari kita sebagai seorang yang berilmu, mampu menjadi perekat dari perselisihan, berfikir luas, berwawasan luas, tidak memandang sebuah perbedaan untuk menjadikan perpecahan, namun justru menjadi kekayaan saudara bagi kita. Dalam menerima informasi dari teman, kolega dan masayarakat kita harus pandai-pandai menelaah dan menyikapinya dengan bijak, tidak menimbulkan friksi-friksi yang justru menjadi bias dan liar. Jika semua elit negeri ini tidak saling berkomentar dengan ego dan pandangan nya sendiri-sendiri, maka hal itu tidak akan terjadi. Mari kita yang berpendidikan, yang telah menyenyam pendidikan mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. (San)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H