Mohon tunggu...
S K
S K Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang anak yang tinggal di Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Gado-gado dan Sushi: Pelatah Paling Wahid

23 Juni 2011   02:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:15 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Keluarga kami mempunyai seorang asisten rumah tangga yang pernah bekerja selama belasan tahun. Sekarang beliau sudah pensiun dan menikmati hari-hari tuanya di kampungnya yang letaknya antara Pasar Ciputat dan Bogor.

Asisten keluarga kami itu saya anggap sebagai ibu ke dua, karena beliau sudah ikut orang tua saya sebelum saya lahir dan menyayangi saya seperti anaknya sendiri.

Kami memanggilnya dengan sebutan Bibi. Tetapi kami juga punya nama favorit untuknya, yaitu Dorce. Nama ini sudah kami pakai jauh sebelum Dorce si selebritis itu muncul di televisi. Kenapa kami memanggilnya Dorce? Itu karena latahnya. Kalau kami berteriak Dor! Maka serangkaian kata-kata indah akan keluar dari mulutnya. Seperti: “Eh copot, copot, copot!” atau “Rasain lu!” atau “Ember rombeng, kaleng rombeng!” bahkan “Kxxtxl ijo!” (yang terakhir ini terlalu vulgar kalau ditulis di sini, jadi tolong anda temukan sendiri kata yang sebenarnya. Kxxtxl itu apa ya? Mmmm…..Iya betul! Kata itu! Vulgar kan? Warnanya hijaou lagi…. ^_^)

Aksen dan bahasa Bibi alias Dorce memang unik. Bahasa Indonesia bukan, bahasa Betawi bukan, bahasa Sunda juga bukan, pokoknya antara 3 bahasa itulah! Beliau memang selebritis keluarga kami. Kalau ada Bibi alias Dorce, suasana rumah jadi ramai. Kami cukup berkata,”Eh ada kucing!” Langsung si Bibi alias Dorce nyerocos nggak karuan, “Eh kucing, cing, cing! Rasain lu, di mana tuh kucing, kxxtxl ijo lu!”

Saking latahnya kami malah tidak perlu mengagetkan beliau dengan kata-kata, cukup dengan berpura-pura jatuh di hadapannya maka keluarlah kata-kata mutiara dari mulutnya dengan bertubi-tubi.

Pernah suatu kali, ketika saya masih kuliah di Jakarta, saya mendapat telepon dari teman pria yang suaranya besar dan rendah seperti alat instrumen bass.

Kring…….. ! (suara telepon)

Bibi alias Dorce: “Halo?”

Teman saya yang bersuara bass:“Halo. Bisa bicara dengan Soyo?”

Bibi alias Dorce:“Bisa. Siapa ini ya?”(suaranya sudah berubah menjadi besar dan rendah)

Teman saya yang bersuara bass:“Hendra.”

Bibi alias Dorce:“Bentar ya Ndra.”

(Tentu saja si Hendra Bass kaget karena belum tahu Bibi alias Dorce sebelumnya, dia bilang kepada saya,”Pembantu loe ngocol….”)

^ _ ^

Sewaktu liburan kuliah musim dingin belasan tahun yang lalu, saya pulang ke Indonesia. Sehari setelah tiba di Jakarta, doi (sekarang suami) datang menemui saya dari Tokyo. Dia sudah selesai kuliah lebih dahulu dan kembali ke negaranya, karena dia memang senior saya dan telah bekerja di sebuah perusahaan konsultan di Tokyo. Dia ingin memperkenalkan dirinya kepada keluarga saya dan meminta ijin orang tua untuk mengenal saya lebih jauh walaupun kami berjauhan, saya di Amerika, dia di Tokyo.

Tentu saja saya ingin mengenalkan pacar saya ke Bibi alias Dorce yang sangat saya sayangi itu. Lalu, meluncurlah kami ke rumahnya di kampung Cinangka, sebelum Bogor.

Sampailah kami di rumah sederhananya siang itu. Rumahnya terletak di antara pohon-pohon yang rindang. Pintu rumahnya terbuka lebar.

Saya:“Assalamualaikum.”

Bibi alias Dorce:“Waalaikumsalam.”

(Bibi nongol keluar dari belakang rumahnya.)

Bibi alias Dorce:“Eeh, ada orang jauh nih. Kapan dateng dari sono? Udah kelar belajarnya?”

(Kami bersalaman dan saya mencium pipi kiri dan kanannya)

Saya:“Dikit lagi Bi. Doain ya biar cepet kelar.”

(Bibi tetap memegang tangan saya sampai lupa menyuruh kami masuk)

Bibi alias Dorce:“Buruan dikelarin belajarnya…jadi kitakan nggak kejauhan. Sekolah kok jauh amat! Dingin yak di sono?”

Saya:“Iya, lagi dingin sekarang. Bi, ini temenku, kenalin dong.”

Bibi alias Dorce:“Eh iya, ada tamu satu lagi.”

(Bibi menyalami tangan pacar saya yang cuma bisa senyum-senyum dan menunduk-nunduk.)

Bibi alias Dorce:“Buset, putih amat yak. Cakep lagi, pinter juga nyarinya..”

(Bibi tetap memegang tangan pacar saya yang tidak mengerti percakapan kami)

Saya:“Bi, disuruh masuk dong. Dia nggak ngerti bahasa kite.

Orang Jepang.”

Bibi alias Dorce:“Eee, iya, maap ya. Masup masup Pang!”

[caption id="attachment_115709" align="aligncenter" width="270" caption="Bibi alias Dorce selalu menginap di rumah kami sewaktu saya dan keluarga pulang ke Indonesia. Naomi juga sangat sayang padanya."][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun