Mohon tunggu...
S K
S K Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang anak yang tinggal di Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gado-Gado dan Sushi: Kakizome; Tulisan Pertama Pembuka Tahun

1 Januari 2014   11:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tradisi yang mengawali tahun baru di Jepang adalah Kakizome (書き初め). Kakizome berarti Tulisan (kaligrafi) Pertama yang ditulis pada tanggal 2 Januari. Kakizome adalah frasa (ungkapan) yang ditulis pada secarik kertas panjang. Kemudian Kakizome digantung (menghadap ke arah yang dipercaya membawa keberuntungan) sampai tanggal 14 Januari (atau hari Sabtu Minggu terdekat) di mana Kakizome akan dibakar pada Festival Api Sagicho. Dikatakan bahwa jika angin menerbangkan abu Kakizome ke langit maka keterampilan penullis akan meningkat di tahun tersebut. Semakin tinggi abu mengangkasa semakin tinggi pula keahlian penulisnya.

Frasa apa yang ditulis pada Kakizome?

Awalnya Kakizome berisi puisi pendek yang diambil dari literasi China. Puisi pendek ini biasanya berhubungan dengan keberuntungan, umur panjang, menyambut musim semi, keindahan alam atau kemudaan. Akan tetapi di masa sekarang Kakizome lebih banyak mengambil tema positif seperti harapan atau target yang ingin dicapai pada tahun tersebut.

Sejarah Kakizome.

Awalnya Kakizome hanya dilakukan dalam kalangan istana kekaisaran tetapi kemudian menyebar ke seluruh negeri Jepang. Kakizome menjadi sangat populer pada Periode Edo/Shogun (1603 - 1868) terutama berkat peran sekolah Terakoya (sekolah yang berlokasi di kuil Shinto untuk anak-anak jelata). Sewaktu Periode Meiji (periode setelah Edo) kaligrafi menjadi kurikulum wajib di sekolah.

Secara tradisional Kakizome dilakukan dengan menggunakan kuas baru. Tinta untuk menulis Kakizome dicampur dengan air pertama yang diambil dari sumur pada tanggal 1 Januari. Setelah tinta siap, proses penulisan dilakukan dengan sangat hati-hati, lancar dan penuh keyakinan agar melahirkan karya yang sempurna. Proses Kakizome menjadi kegiatan ritual atau meditasi bagi penulisnya. Kakizome tidak bisa diulang atau diperbaiki (penulis harus menulis kembali dari awal di kertas yang baru). Ada perumpamaan (frasa) yang memaknai momen ini; Sho Wa Hito Nari (書は人なり) yang bermakna tulisan tangan mencerminkan kepribadian penulisnya.

Kakizome dulunya ditulis di depan patung/gambar Dewa Sugawara no Michizane (Dewa Pendidikan) dan digantungkan di depan kuil Shinto agar harapan yang tertulis mendapat restu Dewa. Kemudian Kakizome dibakar pada tanggal 14 Januari di Festival Api Sagicho.

Kakizome tetap ditulis dan menjadi aktivitas pelajar di Jepang sampai sekarang. Biasanya menjadi PR musim dingin. Setiap tahun anak-anak kami menulis Kakizome yang sering berakhir dengan derai airmata. Satu kesalahan kecil mengharuskan mereka untuk membuat Kakizome baru dari awal karena satu kesalahan kecil tersebut akan mengganggu keseimbangan huruf (karakter) lainnya sehingga merusak keseimbangan secara keselurahan. Keseimbangan adalah hal yang sangat penting. Konsentrasi, visi, kontrol emosi dan tangan plus kesabaran dibutuhkan untuk menulis Kakizome. Tahun lalu putra kami sempat putus asa ketika menulis Kakizome di kertas yang keenam. Setelah menenangkan diri sejenak ia dapat menyelesaikan Kakizomenya dengan baik.

Setiap tanggal 5 Januari ribuan penulis kaligrafi berkumpul di Nippon Budokan, Chiyoda-ku, Tokyo untuk menulis harapan mereka. Ini adalah even kaligrafi terbesar di Jepang.

Berikut adalah contoh tema Kakizome:

富士山 (Fuji San) = Gunung Fuji

元気 (Genki) = Sehat (Kesehatan)

雄大な志 (Yuudaina kokorozashi) = Ambisi yang kuat

初心貫徹 (Shoshin kantetsu) = Mencapai tujuan awal

がんばる (Ganbaru) =            Berusaha (sekuat tenaga)

日本語上達 (Nihonggo Joutatsu) = Meningkatkan Ketrampilan Bahasa Jepang (yang ini cocok untuk saya, he he)

Dan lain-lain.

1388549731300107196
1388549731300107196

Catatan:

Kakizome beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. Di zaman yang serba praktis seperti sekarang air yang dipakai untuk mencampur tinta tidak lagi harus berasal dari air pertama yang diambil dari sumur. Kakizome tidak lagi harus dibakar tetapi boleh disimpan. Pembakaran Kakizome tidak hanya di Festifal Api Sagicho tapi di festival sejenis tergantung daerahnya. Di tempat kami Kakizome dibakar bersama Shimekazari (hiasan di depan pintu rumah selama masa tahun baru) di Festival Dondo (Donto matsuri). Kakizome juga tidak harus digantung di depan kuil Shinto tapi bisa digantungkan di rumah atau tempat lain.

Selamat Tahun Baru 2014!

Salam dari negeri sakura.

Sumber gambar:

Gambar pertama: http://news.bbc.co.uk

Gambar kedua: http://www.imart.co.jp

Tulisan lainnya:

SMA Katolik itu mengirim qoriahnya di kejuaraan MTQ

Cara Pemerintah Jepang Memaksa Para Istri Tinggal di Rumah

Asal Mula Toyota

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun