Mohon tunggu...
S K
S K Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang anak yang tinggal di Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Gado-gado dan Sushi: Trio Selebritis

21 September 2011   03:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:46 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Cerita ini adalah sambungan dari ceritaku sebelumnya, Bertemu Selebriti. Jadi, bagi yang belum membaca cerita itu, silahkan baca ini sebelum lanjut ke ceritaku yang sekarang ya….

 

Setelah kembali dari kamar kecil, aku menghampiri Mama, Oma, Naomi dan Bibi Dorce yang sedang asik melepas rindu di ruang keluarga. Di mana Opa ya? Di mana mas Said? Oh ya, aku lupa memperkenalkan mas Said. Beliau adalah asisten Opa dan Oma yang lain. Besok, aku akan bermain badminton dengannya di halaman belakang.

 

Duduk di tengah para wanita cerewet bukan pilihan menarik untukku. Aku memilih duduk agak terpisah dari mereka. Tanpa sepengetahuan mama, pelan-pelan kukeluarkan PSP (Play Station Portable) dari ransel. Suaranya kukecilkan. Mulailah jari-jariku bergerak lincah sambil mendengarkan celotehan wanita-wanita yang mempunyai pengaruh besar dalam hidupku. Obrolannya lucu. Ada bahasa Indonesia, ada bahasa Jepang dan ada bahasa preman. Mama yang paling repot, karena harus menjadi penerjemah bagi ke dua belah kubu, kubu Indonesia (Oma dan Bibi Dorce) dan kubu Jepang (Naomi). Kubu-kubu itu berbicara dengan tempo yang sangat cepat. Semua berebut ingin menceritakan banyak hal. Hal-hal yang terjadi selama kami berpisah. Sebagian dari cerita-cerita itu sudah pernah kudengar sebelumnya. Melaporkan ini, membahas itu, menanyakan ini, mengusulkan itu, ck ck ck….. wanita……semua hal dibicarakan. Kok nggak capek ya?

 

Naomi juga masih punya banyak cerita. Ceritanya bervariasi, mulai dari cerita diet papa yang selalu gagal, guru sekolahnya yang masih muda dan cantik, sahabatnya sang kakek tua si penjual ubi bakar yang sering memberinya gambar tempel, teman sebangkunya yang sering menyembunyikan kain lapnya, giginya yang baru ompong, kebiasaan barunya kentut sewaktu tidur, dan lain-lain.

 

Setelah beberapa lama, mama beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan ke arah kamar. “Ma, aku mandi dulu ya,” katanya kepada Oma.

Semula Oma mengiyakan, tapi kemudian dengan cepat oma menghampiri mama dan berbicara sambil berbisik, “Cepat ya mandinya. Mama kan nggak ngerti bahasa Jepang. Gimana meresponse cerita anakmu itu?”

“Ooo… jangan kuatir Ma. Naomi hanya ingin didengarkan saja. Mama nggak perlu memberi komentar. Jadi, mama tinggal menjawab iya saja.”

“Ya sudah, buruan mandinya,” ujar Oma.

 

Aku mengerti semua perkataan Oma. Dan mengerti perkataan Naomi. Kelihatannya akan ada pertunjukan menarik nih! Eng Ing Eng…! Ide baru muncul di benakku. Tak sadar bibirku tertarik ke kanan dan ke kiri, membuat senyuman selebar senyuman si Tom, teman berantem Jerry.

“Kalau ada apa-apa tanya Ryo saja Ma. Dia lumayan ngerti kok.”

Kata-kata mama mengecilkan senyumku. Tiba-tiba bola lampu itu padam!

Ah, mama, apa-apa minta bantuanku.

 

Ryo, tanomu yo. 1

“Haik…” 2

 

 

Oma kembali duduk di sebelah Naomi yang masih terus berceloteh. Bibi Dorce masih setia mendengarkan ceritanya, walaupun tak tahu artinya. Kadang-kadang mulutnya ikut monyong-monyong meniru mulut Naomi. Atau matanya ikut menyipit dan menyeringai seperti orang kesakitan, ketika Naomi memperlihatkan dagunya yang dijahit karena sobek sewaktu terjatuh karena terdorong temannya yang berbadan besar.

 Naomi meneruskan ceritanya. S「え~とね、体育の時間の時に友達が走ってきて、そしたらもう一人も走ってきて私とぶつかってころんじゃったの。痛かったよ。でも、泣かなかったよ、偉かったでしょ?そしたら、パパとママが迎えに来て病院に行って血がいっぱい出たよ。その夜に先生と友達のお父さんが家にお詫びに来たよ。でも、もう大丈夫だから心配しないでと言いました。パパはね最初はちょっと怒ったけど、その後は笑ってくれました。」Kata Naomi.

 

Naomi berhenti. Menunggu reaksi dari para pendengarnya.

“Iya…..” kata Oma.

 

Kemudian Naomi meneruskan lagi ceritanya. Cerita baru.

%&’*+=^~0@#........`/*~+$%_%$$$^!“abcdefg haijkl mnopq rstuv wxyz?”  kata Naomi

“Iya….” kata Oma.

 

abcdefg haijkl mnopq rstuv wxyzkata Naomi lagi.

“Iya…, iya ya…” kata Oma lagi.

 

“Nyonyah bisa bahasa Jepang ya? Kapan belajarnya Nyah?” tanya Dorce.

“Ssst! Kata Soyo di iya-in saja. Naomi hanya ingin didengarkan kok. Jadi kita harus bilang iya.”

“Ooo, gitu. Sangkain Nyonyah ngerti bahasa Jepang,” kata Dorce lagi.

“Pokoknya sampe ibunya kelar mandi, kita iya-in saja yah. Bibi jangan jauh-jauh. Bantuin saya.”

“Siiiiiip. Hi hi hi, nggak kebayang ya Nyah, bakalan punya cucu model begini.”

Mereka berdua tertawa kecil dan kembali mendengarkan celotehannya Naomi.

 

Perutku sakit karena menahan tawa. Geli melihat pemandangan ini. Trio Selebritis. Hiburan gress malam ini. Aktornya lebih kocak dari Mr. Bean!

 

Oma, nodo ga kawaiteimasu,” 3 ujar Naomi.

“Iya….” kata Oma.

 

“Omizu wa?” 4

“Iya….”

Naomi diam. Menunggu. Lima detik, sepuluh detik, lima belas detik. Hening. Tidak ada respons.

 

Oma bingung. Dorce bengong. Aku? Mau mati menahan tawa.

“Oma, omizu kudasai.” 5 Kata-kata Naomi memecah keheningan.

“Iya….. iya….iya…”

 

Naomi diam, menunggu lagi. Oma dan Dorce merasakan ada sesuatu yang ganjil. Tapi, apakah itu? Bukankah Oma sudah mengatakan iya? Bahkan sampai 3 kali. Kenapa Naomi tidak berkata-kata sekarang? Apa yang membuatnya berhenti bicara?

 

Aku sudah menyembunyikan diri, tak mau disuruh menerjemahkan. Rugi dong. Seminggu lagi Naomi akan mulai berbahasa Indonesia. Jadi jangan lewatkan kesempatan yang hanya ada dalam beberapa hari saja. Kapan lagi bisa ngerjain adikku ini!

 

Oma, omizu kudasai. Onegaisimasu.” 6 Kata Naomi sambil berdiri dan membungkukkan badannya rendah-rendah seperti orang Jepang.

Oma dan Bibi Dorce ikut berdiri dan membungkukkan badan seperti Naomi, “Iya…” kata mereka serempak.

 

Dari balik persembunyian, dapat kulihat Oma sibuk celingak celinguk mencariku.

 

Naomi baru sadar kalau ia harus berbuat sesuatu untuk mendapatkan keinginannya. Sambil berusaha menggunakan bahasa tubuh ia memulai usahanya.

“Watashiwa,”7 katanya sambil menunjuk hidungnya. “Nodo ga ka-wa-i-te-i-masu”8katanya sambil menunjuk leher.

Dorce angkat bicara, “hidung dan lehernya Naomi kenapa yak?”

 

“Ka-wa-ku,”9 kata Naomi dengan pelan.

“Kawaku? O… kawanku katanya Nyah,” teriak Bibi Dorce girang. “Bahasa Jepang ada kawanku juga ya. Sama dengan bahasa kite…”

 

Alahmak…! Mataku sudah basah oleh airmata. SAIKO! (Sempurna!)

Tiba-tiba punggungku ditepuk dari belakang. Ternyata mama sudah selesai mandi.

“Kamu nih, bukannya nolongin malah asik ketawa sendiri,” kata mama yang matanya sudah basah juga karena menahan tawa.

 

Mama mendekati Oma dan membisikkan arti ucapan Naomi tadi. Oma melotot kaget.

 “Aduuuuh, maafkan Oma, sayang. Beginilah kalau nggak bisa ngomong sama cucu!” kata Oma sambil berlari mengambil apa yang diminta oleh Naomi.

“Terima kasih Bos,” sahut Naomi dalam bahasa Indonesia yang fasih.

HA HA HA ! Sekarang aku bisa keluar dari persembunyian dan melepaskan tawaku. Trio Selebritis juga terpingkal-pingkal setelah mengerti apa yang baru saja terjadi.

 

***

 

1 Ryo, tanomu yo = Ryo, (mama) mengandalkanmu lo.

2 Haik = iya

3 Nodo ga kawaiteimasu = tenggorokan sedang kering (haus).

4Omizu wa? = airnya?

5 Omizu kudasai = tolong berikan air.

6 Omizu kudasai. Onegaisimasu = tolong berikan air. (Saya) memohon.

7 Watashiwa = Saya

8 nodo ga kawaiteimasu = tenggorokan sedang kering atau haus.

9 Kawaku = kering (kawaku adalah bentuk dasar dari kata kawaiteimasu = sedang kering)

 

S「え~とね、体育の時間の時に友達が走ってきて、そしたらもう一人も走ってきて私とぶつかってころんじゃったの。痛かったよ。でも、泣かなかったよ、偉かったでしょ?そしたら、パパとママが迎えに来て病院に行って血がいっぱい出たよ。その夜に先生と友達のお父さんが家にお詫びに来たよ。でも、もう大丈夫だから心配しないでと言いました。パパはね最初はちょっと怒ったけど、その後は笑ってくれました。」

“Mmm… sewaktu jam pelajaran olah raga, awalnya seorang teman berlari ke arahku, lalu datang seorang lagi yang kemudian menabrakku. Aku terjatuh. Sakit lo! Tapi aku tidak menangis, pintar kan? Kemudian papa dan mama membawaku ke rumah sakit, wah banyak sekali darah yang keluar. Malam itu, guru dan ayah teman yang menabrakku datang ke rumah untuk meminta maaf. Aku bilang, tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja kok. Awalnya wajah papa kurang bersahabat, tetapi akhirnya papa memberikan senyumannya.”  (~_~)

Cerita Ryo lainnya ada di:

Cards Maniac

Only in Japan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun