KesimpulanÂ
Dari berbagai penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan, yakni : teori progresivisme merupakan teori yang menghendaki perubahan melalui proses secara cepat dengan memberikan kesempatan dan mempercayai kemampuan peserta didik untuk mengelola kemampuan yang ada pada diri mereka. Hal ini berkaitan dengan progresivisme yang tidak menyetujui adanya otoriter karena akan menyulitkan kemampuan dari peserta didik untuk berkembang. Proses progresivisme ini terdapat interaksi sosial dalam hal ini yaitu interaksi individu dengan individu lain, individu dengan kelompok lain yang terjadi di sekolah. Guru sebagai pengajar berinteraksi dengan peserta didik untuk bekerjama dalam mensukseskan proses progresivisme. Kontak sosial positif secara sekunder ataupun primer terjalin dalam interaksi antara pendidik dan peserta dididik. Terjadinya kontak sosial sekunder dapat dilihat ketika masa pandemi yang terjadi beberapa tahun lalu dengan memberlakukan pembelajaran secara online dengan aplikasi yang tersedia. Sementara kontak sosial secara primer dapat dilihat ketika pendidik memberikan pembelajaran secara langsung atau tatap muka di sekolah. Kemudian kontak sosial tersebut terjadi komunikasi antara dua belah pihak untuk tujuan progresivisme yaitu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dengan kemampuan yang mereka miliki. Namun, proses interaksi sosial yang terjadi dalam proses pendidikan di sekolah tidak terlepas dari permasalahan yang ada. Dalam hal ini, dapat di selesai akan dengan bentuk akomodasi dari interaksi sosial dan kemudian dilakukan proses asimilasi untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada dua belah pihak.Â
Daftar PustakaÂ
Barnadib, Imam. 1994. Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode.Â
Yogyakarta: Andi Offset.Â
Hanurawan, F., Syam, M., & Samawi.Â
2006. Filsafat Pendidikan. Malang: FIP Universitas Negeri Malang.Â
Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan.Â
Bandung: Rafika Aditama Soekanto, Soerjono.Â
2005. Sosiologi Suatu Pengantar.Â
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.