Peran guru adalah mendorong tumbuhkembangnya murid agar memiliki student agency atau kepemimpinan murid ini. Penting sekali seroang murid memiliki student agency, saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka akan ada perubahan dalam hubungan antara murid dan guru, yaitu menjadi bersifat kemitraan, artinya guru menganggap murid setara sehingga bagi guru tidak ada yang lebih tinggi atau rendah. Apa tujuan dengan menganggap murid adalah mitra, tujuannya agar lebih terjalin keakraban  dan welbeing dalam interaksi antara guru dan murid.
Apa yang bisa kita dapat dengan menciptakan hubungan yang bersifat kemitraan ini?  Pertama yaitu murid berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran uang ingin di capainya, kedua murid akan menunjukkan keterlibatan dan tanggung jawabnya  dalam proses pembelajaran. ketiga murid akan menunjukkan rasa ingin tahu dan inisiatif, dia mampu membuat pilihan-pilihan tindakan serta memberikan umpan balik kepada satu sama lain.
Disisi lain, guru yang akan mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar akan berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka, guru akan memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid mereka untuk memastikan proses pembelajaran sesuai untuk mereka, mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi mereka tugas-tugas terbuka, menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko, mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki serta menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka .
Saat murid memiliki kepemimpinan, mereka sebenarnya memiiliki suara, pilhan, dan kepemilikkan. Suara adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas dan sistem pendidikan mereka yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya. Tugas kita dalam hal ini adalah mempertimbangkan suara mereka agar memiliki kekuatan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan proses pembelajaran mereka. Pilhan adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk ikut berpartisipasi dan ambil bagian dalam kelompok yang sesuai dengan bakat dan minatnya, partisipasi murid dapat dilakukan dalam ranah sosial, ranah lingkungan, dan ranah pembelajaran.Â
Pada ranah sosial, murid dapat diberikan kesempatan untuk berada dalam kelompok yang sesuai dengan tujuan atau minatnya; dalam ranah lingkungan, murid dapat diberikan kesempatan untuk memilih atau mengatur tempat belajar yang sesuai untuk mereka. Dalam ranah lingkungan, murid diberikan kesempatan untuk memilih lingkungan belajar yang paling mendukung untuk mereka belajar secara maksimal. Sementara dalam ranah pembelajaran, murid diberikan pilihan-pilihan untuk mengakses, berlatih, atau membuktikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam kurikulum. Yang terakhir yaitu kepemiilkan. Sikap kepemilikan yang mereka miliki akan tumbuh saat murid banyak dilibatkan dalam kegiatan sekolah, bukan hanya sebagai objek tapi juga subjek dari kegiatan tersebut. maka ketika mereka dilibatkan, mereka akan lebih memiliki tanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri dan menunjukkan keterlibatan yang lebih aktif dalam proses pembelajaran tersebut.
Apa intisari yang anda dapatkan dari modul ini ?
Setelah memahami banyak hal tentang kemampuan yang ada pada murid yang mengarah pada kemampuan kepemimpinan dan menghubungkan dengan kehidupan nyata, Â pada dasarnya setiap murid memiliki kemampuan kepemimpinan, meski tak secara keseluruhan kemampuan itu mereka miliki. Jika kita sebagai guru tidak melihat sikap itu tampak pada anak, bisa jadi faktor penyebabnya mereka kurang bimbingan dan motivasi baik dari guru dan teman-teman disekolah, terlebih-lebih dari keluarga sebagai pusat pendidikan pertama dan yang utama bagi murid. sehingga kepemimpinan yang mereka miliki cendrung tidak tampak dan berkembang.Â
Dilain sisi juga, bisa jadi kurangnya kesempatan dan peluang sehingga kepemimpinan yang ada dalam diri mereka tidak tersalurkan. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan. Kita sebagai guru harus lebih sering melibatkan mereka agar mampu mewujudkan kepemimpinan murid dan mendorong suara, pilihan, dan kepemilikan murid dengan beragam upaya yang bisa dilakukan guru dengan berkolaborasi bersama seluruh elemen sekolah dan keluarga.
Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya ?
Pada modul sebelumnya 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara (KHD), menjelaskan tentang pemikiran-pemikiran tokoh pendidikan kita ini, salah satunya yaitu tentang dasar-dasar pendidikan yang menuntun. KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kdorat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses 'menuntun' ini, murid diberi 'kebebasan' dalam mengeskpresikan ide, gagasan, keinginannya dalam konteks pembelajaran untuk mencapai kemerdekaan dalam belajar. Kebebasan disini bukan berarti murid bebas melakukan apapun semau mereka, tapi terkait dengan bagaimana mereka bebas mengekspresikan diri sesuai minat dan bakat mereka, guru memfasilitasi kebutuhann belajar murid sesuai profil belajar dan kesiapan belajar mereka, dimana model pembelajaran seperti ini bisa murid temukan dalam pembelajaran berdiferensiasi (Modul 3.1). Tujuannya agar murid mampu merasakan kebahagiaan dan  kemerdekaan belajar dengan tetap dalam bimbingan dan arahan dari guru.
Selain itu, pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan  garis samat-sama adar dapat memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia seutuhnya. Sama dengan menumbuhkan kepemimpin murid. Sikap kepemimpinan murid harus ditumbuh kembangkan agar murid mampu merasakan dan menampilkan sisi kepemimpinan mereka secara optimal. Juga melalui peran guru (Modul 1.2) untuk  mewujudkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan mereka kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan tentang program sekolah yang berpihak pada murid, memberik mereka kepercayaan untuk ikut bertanggung jawab dan terjun dalam pelaksanaan program sekolah yang berpihak pada murid, mendengarkan suara, pilihan dan kepemilikan mereka.