Mohon tunggu...
Ade Marcelina Kadjan
Ade Marcelina Kadjan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2022 yang sedang berusaha mencari pundi-pundi nilai. Terima kasih😃🙏🏼

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Zaman Berubah, Femina Tidak Memproduksi Majalah Cetak Lagi

2 Oktober 2024   20:51 Diperbarui: 2 Oktober 2024   21:15 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gramedia Digital https://images.app.goo.gl/nJ4aYdFZes3U6M6X6gambar

Media Femina Group merupakan pendiri majalah perempuan pertama di Indonesia. Lahirnya Majalah Femina pada 1972 menjadi tahun perusahaan Femina Group didirikan.

Sejak saat itu, Femina Group berkembang menjadi grup media terpercaya dengan kontennya yang sesuai dengan nilai-nilai Indonesia. Muncul dengan membahas topik tentang perempuan yang menginspirasi serta memposisikan perempuan sebagai berita utama dan menyoroti peran-perannya. Sofjan Alisjahbana, sosok yang mempelopori dunia majalah perempuan di Indonesia. Berkat gagasan jenius dan visionernya, menghasilkan Femina Group menjadi bisnis publikasi perempuan dan gaya hidup terbesar di Indonesia. Saat ini Femina di bawah naungan PT. Prana Dinamika Sejahtera, entitas bisnis yang juga menaungi Gadis, Ayahbunda, dan Parenting Indonesia.

Majalah merupakan salah satu media massa yang pernah mengalami masa jaya di Indonesia. Awalnya Majalah Femina muncul untuk membuat majalah dengan menampilkan bagaimana sosok representasi perempuan Indonesia dan berisi soal mode terkini, resep-resep makanan, dan lainnya. Hal ini karena pada era tersebut majalah di Indonesia masih belum ada yang berbahasa Indonesia dengan banyak referensi, namun minat membaca masyarakat mulai tinggi khususnya perempuan kalangan atas. Penampilan majalah yang berwarna, isi informasi beragam, bahkan memiliki cerpen menjadikan Majalah Femina sengat digandrungi masyarakat, unggul serta menjadi salah satu sumber informasi utama.

Namun, era digitalisasi di Indonesia menyebabkan kondisi kemajuan yang cukup pesat dan mengarah ke bentuk digital. Banyak media massa yang kini beralih ke media digital yang berdampak konvergensi media. Sejak tahun 2023, Femina sudah tidak lagi memproduksi majalah cetak. Saat ini Femina beralih sepenuhnya ke versi digital dengan berbagai layanan yang dapat diakses melalui akun media sosial dan website mereka. Beralihnya digitalisasi membuat bisnis kian surut karena peminat pembaca versi cetak kian berkurang.  Majalah Femina juga seperti terguncang dengan kondisi serba digital saat ini. Sehingga mengubah format majalah cetak menjadi majalah digital.


Cover Majalah Feminahttps://images.app.goo.gl/nJ4aYdFZes3U6M6X6gamba

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun