5. Budha [agama Alamiah sejenis dengan agama Lokal]
6. Konghuchu [agama Alamiah sejenis dengan agama Lokal]
7. Aliran Kepercayaan, Keyakinan & Penghayat [Agama Lokal Asli Nusantara].
Adalah sebuah kepastian dan kewajiban dan seharusnya bila manusia yang mendalami dan menjalani dunia religius atau dunia agama maka fungsi tugas kerja yang dilakukan adalah dalam menjaga Kebersihan Dunia Raga dan Jiwa di ALam Bumi dan Semesta agar tetap terjaga dalam keadaan bersih dan suci. Etika & Tata Krama merupakan norma yang menjadi konsep dasar dalam aktifitas kehidupan dan MOralitas adalah pegangan dan acua dalam menjalani kehidupan sehingga Moralitas secara mental tetap terjaga, dan singkat kata menjaga bumi dan semesta dalam keadaan Bersih dan Suci. Dunia manusia agamawan seharusnya tetapi Bersih dan Suci.
Secara matematis aritmetika, maka dunia politik yang Kotor dilambangkan dengan tanda "-" (Negatif), dan dunia agama religi yang Bersih dilambangkan dengan tanda "+" (positif).
Konsep fundamental matematika aritmetika sederhana menjelaskan bahwa apabila "-" (negatif) dikalikan/dicampurkan "+" (positif) maka hasilnya adalah sama dengan "-" (Negatif). Faktanya dalam kehidupan sosial manusia konsep fundamental aritmetika sederhana yang menjadi dasar seluru cabang ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dalam kenyataan historis empirikal dalam dunia Politik, apabila dunia politik yang kotor alias negatif dalam aktifitasnya "-" karena yang menjadi konsep dasar berpolitik adalah kepentingan kekuasaan dengan mengabaikan etika, tata krama dan moralitas apabila dicampurkan dengan dunia agama religius yang seharusnya Suci & Bersih maka hasil yang didapati adalah Dunia yang sangat Cenderung Kotor pada faktanya, seperti pepatah paribahasa yang berbunyi ;
"Karena Nila Setitik Maka Rusak Susu Sebelanga"
Jadi karena noda kotor sedikit saja terjadi dalam kehidupan  maka seluruh hal yang agung dan bersih yang telah dijalani dalam hidup agar tercemar dan hancur runtuh. Situasi kondisi ini adalah nyata dan fakta dalam seluruh kehidupan di dunia.
Sekarang yang menjadi renungan dan pertanyaan bagi kita semua adalah dengan melihat kenyataan bahwa apabila dunia politik yang KOtor lalu dicampurkan dengan dunia religi agamawan yang seharusnya Bersih maka hasilnya akan menjadi Kotor, konsep ini adalah nyata dan keniscayaan bahkan Sangat Ilmiah Religius. Sederhana saja menjelaskannya, apabila di sungai  hulu saja sudah Kotor apakah mungkin sungai dihilir akan Bersih?.???