Mohon tunggu...
Soufie Retorika
Soufie Retorika Mohon Tunggu... Penulis - Penyuka seni, budaya Lahat

Ibu rumah tangga, yang roastery coffee dan suka menulis feature, juga jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Natalan di Gereja Santo Mikael

24 Desember 2018   12:45 Diperbarui: 24 Desember 2018   12:50 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu sudut gereja Santo Mikael, Tanjung Sakti

Tema Natal di Gereja Santo Mikael 2018 ini adalah, Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita, jarak Gereja Santo Mikael yang berada di Desa Pajar Bulan,  Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Lahat dari pusat kota Lahat sekitar lebih dari 100 kilometer atau paling tidak hampir tiga jam perjalanan. 

Persiapan perayaan Natal di beberapa gereja yang ada di Kabupaten Lahat dan Pagaralam  terasa. Setiap sudut gereja sudah dipasang hiasan khas natal tidak lupa diorama kelahiran Yesus menjadi pusat perhatian anak-anak yang biasanya sudah menunggu detik-detik bersama orang tua menuju gereja, ikut dalam Misa Natal.

Menurut Bruder Daryono yang pernah ditemui di Gereja Santo Mikail yang berada di Desa Pajar Bulan, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Lahat. Persiapan sudah dilakukan para pemuda dan masyarakat sudah melakukan gotong-royong mempersiapkan Natal. "Misa dua kali pada malam Natal dan Pagi hari, hingga kini kita bersama masyarakat dan pemuda sudah melakukan persiapan dan latihan juga," kata Bruder Daryono, Minggu (23/12/2018).

Sejak lama penulis pertama sekali berkunjung ke Gereja Santo Mikael ini sekitar enam tahun lalu mendapat informasi banyak dari Romo Sigit Pranoto yang juga menceritakan kala itu bahwa bangunan gereja ini adalah tertua di Sumatera bagian selatan. 

Sejarah menyebutkan bahwa pembangunan gereja sudah mulai dikerjakan tahun 1887 dan sempat rubuh karena gempa bumi melanda Bengkulu dan sekitarnya termasuk Tanjung Sakti, akhirnya dibangun kembali selesai pada 1905. "Selalain menjadi cikal bakal Keuskupan Agung Palembang istimewanya disini juga dibangun satu lagi Gereja Santa Maria di Desa Pagar Jati, Tanjung Sakti Pumi pada 1932," jelas Romo Sigit Pranoto.

Wajar jika wilayah ini menjadi wisata rohani ungkap Bruder Daryono yang menemani penulis berkeliling gereja dan pemakaman di sekitar komplek Santo Mikael. "Saat natal biasanya jadi kumpul keluarga, tapi saat libur lainnya banyak yang ke Gereja Santo Mikael dan ke Gereja Santa Maria, Pagar Jati," jelas Bruder Daryono.

Keberagaman yang ada di Tanjung Sakti membuat mereka saling mengunjungi saat Natal dan membantu mempersiapkan Natal, dan menjadi kegembiraan tersendiri. 

Hal ini terlihat saat bertemu Ani (25) ia mengungkapkan bahwa saat Natal kita juga meramaikan yang Kristiani. "Saat Idul Fitri ya tukaran mereka berkunjung ke tempat aku sama-sama merayakannya bersilaturahmi," katanya. (Sofi)

img-20180707-wa0061-5b4101a3bde5750c240cf263.jpg
img-20180707-wa0061-5b4101a3bde5750c240cf263.jpg

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun