"Saya Indonesia. Saya Pancasila." Begitulah Presiden kita, Joko Widodo mengakhiri pidatonya pada Hari Lahir Pancasila lalu. Tepat 1 Juni 2017, Indonesia merayakan Hari Lahir Pancasila. Namun sayang di tengah-tengah momentum Hari Lahir Pancasila ini, permasalahan SARA sedang gencar-gencarnya di media. Hanya karena satu kesalahpahaman, masalah yang lainnya mulai bermunculan. Penyebabnya pun bermacam-macam. Mulai dari kurangnya intoleransi antar sesama, kurang tegasnya pemerintah terhadap ormas yang cenderung radikal, fanatisme terhadap suatu agama, hingga upaya propaganda oleh pemerintah.Â
Namun sebenarnya penyebab utama dari permasalahan ini adalah menurunnya pemahaman masyarakat terhadap nilai Pancasila. Kebanyakan dari kita hanya sekedar mengetahui sila-sila Pancasila tanpa memahami nilai-nilainya. Sementara itu, ketika masyarakat benar-benar paham nilai dari Pancasila tentu semua masalah di atas tidak akan terjadi. Maka, penanaman nilai Pancasila harus dimulai dari dini. Sebagai mahasiswa pun kita harus memahami dan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan terutama Tridarma Mahasiswa.
Seorang guru besar di salah satu universitas Malaysia pernah membandingkan orang Indonesia dengan orang Malaysia pada saat beliau menjadi narasumber di suatu acara. Beliau mengakui bahwa orang Indonesia lebih bersatu dibandingkan orang Malaysia. Menurut beliau, walaupun ras di Indonesia banyak namun tetap satu pandangan yaitu Pancasila. Jadi kita harus bersyukur bahwa kita memiliki Pancasila. Tanamkan pada diri masing-masing ketika hendak melakukan sesuatu, dasari dengan Pancasila. Karena kita Indonesia, kita Pancasila!
Oleh :
Fauziah Nadha - Manajemen UPI 2016
Dimuat di :
Manifest edisi ke-15Â
2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H