1. Folkways (Kebiasaan)
Kebiasaan dalam arti suatu nilai dan norma sosial yang berasal dari rutinitas yang mengarah ke tradisi adat istiadat. Hal ini banyak ditemukan di masyarakat kita, penulis kategorikan ini ke dalam folkways yang tersusun ke beberapa sub-sub folkways yang sering dijumpai oleh masyarakat kita. Sub-sub folkways tersebut adalah:
 Midang sebagai aktivitas nongkrong depan rumah baik di teras rumah, bangku depan rumah, atau warung yang rumahan. Selama melakukan pengamatan seporadis di wilayah Bekasi pada tanggal 23 Februari-29 Maret 2020 banyak orang-orang yang masih nongkrong.Â
Mereka umumnnya adalah bapak/ibu serta anak-anaknya masih balita. Ini aktivitas yang menjadi kebiasaan masyarakat, duduk depan rumah baik di teras atau bangku, bahkan di warung rumah sambil ngobrolin tetangganya, harga belanjaan, kerjaan bahkan virus corona itu sendiri, mereka tetap saja nongkrong.Â
Sulit hal ini dihilangkan karena telah menjadi folkways selama bertahun-tahun di kita. Sebenarnya mereka mengetahui informasi beredarnya virus corona akan tetapi aktivitas midang depan teras justru sebagai wahana interaksi sosial untuk membahas virus itu tersebut.Â
Midang juga ditemui pada masyarakat Bulak, Jatibarang, Indramayu yang masih suka berkumpul depan rumah sambil menggelar tikat dan menonton TV. Padahal juga yang ditonton itu adalah berita terkait virus corona.
Namaste Handshake pengganti saliman, muncul selebaran juga akan mengganti gaya jabat tangan dengan cara salam Buddha, kedua telapak tangan kita disatukan tegak ke atas.Â
Ini menggantikan gaya salaman yang selama ini dilakukan oleh orang kita. Salim kepada orang lebih tua, mencium tangan memang sudah menjadi kebiasaan.Â
Jika hal ini kemudian diganti, mungkin hanya orang tertentu yang menyepakati cara Namaste handshake ini, tapi bagi orang yang tidak mendapatkan sosialisasi tentang Namaste handshake mereka akan tetap mencium tangan saat shalat dan ketemu. Kebanyakan orang lebih menerima saliman ketimbang Physical and Social Distancing.
Jalan-jalan selayaknya Ngabuburit, istilah ngabuburit memang sering muncul saat bulan puasa, tapi aktivitas ini sebenarnya tidak hanya dilakukan saat bulan puasa. Hari-hari bisa mereka suka jalan-jalan di sore hari hingga malam hari.Â
Penulis melakukan pengamatan selama wabah virus corona ini, waktu yang diamati saat weekend, di area keramaian seperti Marakash, Pasar Kranji, Pasar Tradisional blok A, F, dan sepanjang jalan saat pulang kerja.Â