Mohon tunggu...
Nurul Hidayat
Nurul Hidayat Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sociologist and educator

Pendidik Sosiologi Global Prestasi School

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Video Klip Agnez Mo "Estetika atau Tidak Etika"

28 September 2017   11:47 Diperbarui: 28 September 2017   12:00 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.cnnindonesia.com

Agnes Monica merilis single terbaru dengan judul Long As I Get Paid pada tanggal 22 September 2017 yang telah menyita publik Indonesia. Video klip internasional tersebut telah disaksikan sebanyak 5,3 juta kali dalam waktu empat hari setelah perilisan dan masuk trending topic youtube.

Tanggapan warganet beragam pro dan kontra, sebagian fans Agnez Mo mendukung dan memuji atas kembalinya di dunia musik. Tapi sebagian juga mencibir video klip yang disutradarai Sasha Samsonova dianggap tidak beretika dan mempertontonkan aurat.

Perkara etika dan estetika dilegitimasi oleh dominasi pemikirian manusia pada saat ini. Manakala etika sebagai batasan-batasan moral individu dalam bertindak dan berinteraksi maka norma sosial muncul. Sisi lain, estetika sebagai wujud kebudayaan dari hasil interaksi individu dengan kehidupan sosialnya. Video klip Agnes Mo dalam pandangan teori posmodern memisahkan seni berdasarkan instrinsik dan ekstrinsik.

Lukisan Affandi dengan wanita telanjangnya memberikan kesan instrinsik, lahir dari gambaran diri akan tertindasnya wanita pada era itu, sedangkan video klip tersebut tidak menunjukan sisi instrinsik yang jelas, bahkan sangat jelas aktris yang menjadi pembina di The Voice Kids Indonesia tidak menunjukan etika kepada adik didiknya, bahkan kualitas lagu tidak seperti lagu Agnes Mo sebelum-sebelumnya.

Kemudian sisi ekstrinsik, tujuan dari video klip tersebut memberi pesan seksualitas, emosi individualistik dalam mewujudkan popularitas belaka serta pesan komersialisasi agar tampil sama dengan jajaran penyanyi top internasional yang vulgar seperti Lady Gaga, Katy Perry dan Fifth Harmony. Justru tidak sama dengan lukisan Affandi yang menyampaikan pesan kesamaan kedudukan perempuan secara status sosial.

Desain kostum yang dikenakan Agnez Mo menunjukan nasionalisme dengan paduan kebaya batik dan mahkota ukir. Anne Avantie yang mendesain kostum memang sudah terkenal ditingkat internasional dari karya-karya bajunya. Namun, sangat disayangkan dominasi stigma warga negara Indonesia yang sisi religius yang kuat tidak memandang video klip ini sebagai kebanggaan budaya yang tidak beretika. Lain cerita jika video klip tersebut tidak terdapat adegan-adegan yang dianggap tabuh oleh masyarakat kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun