Mohon tunggu...
Harry Puguh
Harry Puguh Mohon Tunggu... Administrasi - Sustainability Profesional

Saya bekerja di lembaga swadaya masyarakat selama lebih dari 20 tahun dan sekarang bekerja dibidang sustainability

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Cinta dan Luka

11 Februari 2022   14:03 Diperbarui: 14 Februari 2022   00:30 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (Dokumentasi pribadi)

Sore itu aku berjalan berdua dengan temanku, dia sebenernya pencari cinta, dan telah menemukannya tetapi setelah menemukannya, dia maninggalkanya untuk sesuatu yang sangat melukainya.

Temenku satu ini, memang tidak pintar dan sempurna, tapi seenggaknya dia baik, dia punya latar belakang sangat biasa, dibesarkan di desa dan mempunyai orang tua yang tidak berada, tetapi pekerja keras, berkemauan keras dan beruntung.

Sekitar 13 tahun yang lalu, dia menemukan pasangan,  tambatan hati yang sangat dia cari selama ini, cantik, elegan, "aku merasa dia yang selalu ada dalam mimpiku.", gumannya.

Mereka  menjalani hubungan dengan sangat menyenangkan, "kami tidak pernah melirik orang lain, dan dalam banyak hal, dia mengajari aku bagaimana menjadi laki laki yang benar." lanjutnya.

Sampai tiba ketika hubungan mereka sudah  dijalani delapan tahun, Andi temanku ini bertemu dengan gadis muda, pintar dan sangat berbeda. Dia berganti mengisi hari-hari yang yang Andh lewati, dan Dia meninggalkan kekasih lamanya yang sempurna dengan seketika.

Ketika hubungan  telah berjalan selama beberapa bulan dan dia membayangkan hubungan yang sama dengan kekasihnya sebelumnya, setia, saling menjaga dan saling mendukung, bukan satu dua tahun, tetapi bertahun-tahun, dengan orang yang sama.

Ternyata situasi yang dihadapi Andi sekarang sangatlah berbeda, hanya dalam beberapa bulan berhubungan, kekasih barunya ini sudah berani main mata dengan orang yang Andi kenal, bahkan mengaku bercanda menyerempet hal seksual dengan orang yang baru dikenalnya.

Sejak itu hubungan mereka bukan hubungan yang normal lagi,  ada saatnya Andi merasa pasangan ini berbeda dan curiga, ada waktu Andi mendapatkan pasangannya tidur berdua dengan orang yang dia kenal, " sakit ini terlalu dalam" ungkapnya dengan berbisik nada sendu.

Pada saat sangat terluka, Andi meminta pasangan barunya untuk pergi, dan Andi berencana kembali lagi Ke kekasihnya yang dulu, karena dia selalu menunggu Andi Kembali. Tapi kekasih barunya selalu menghalangi, dan Andi memang sudah memilih untuk berjuang untuk kekasih barunya, sambil menyembuhkan luka, walaupun itu tidak mudah.

Aku mengenalnya dengan baik, lukanya sangat dalam, aku lihat dari tatap matanya, menyimpan luka dan cinta. karena cinta dan luka berasal dari tempat yang sama, semakin dalam kita mencintai semakin dalam juga luka karenanya.

Cuaca sore itu mulai meredup, rencana kita awalnya berlari mengelilingi GBK, tetapi, suasana kelabu Andi menghalangi niat kami, Kaki Andi terasa berat untuk melangkah.

"Mas, melihat cowok gondrong berkucir aja, darah di hati ini mengalir", kata Andi, aku sampai tidak tahu apakah itu keringat atau airmata yang mengalir dari matanya.

Memang teman dia yang dipergoki tidur sama pacar barunya, gondrong. Aku tidak bisa berkata apa-apa, tercekat, dan tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali mengelus punggungnya.

Kami berjalan sedikit melambat, dan suara kaki kami dikalahkan oleh suara nafas dalam dia.

"Perasaan seperti itu selalu menghantui ku ketika bersama dia, ataupun sedang sendirian", "aku tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan perasaan ini, mengatasi ini". Aku tahu selama ini, Andi selalu tidak tahu apa yang dia harus lakukan.

Dan ketika kabut gelap datang menghampirinya, dia selalu merasa tertekan, ingin lari, ingin pergi, tetapi sekali lagi cinta selalu menahannya. 

Setelah lima tahun berjalan, Andi selalu bertahan dengan rasa sakit dan cinta, seenggaknya dia masih mempunyai cinta, masih mempertahankan cinta, walaupun begitu, dia akhirnya ditinggalkan.

Dalamnya cinta yang dia punya, menikam lagi hatinya, dan menusuk sampai dasar, "Mas, dia sudah menemukan yang dia mau, dan aku ditinggalkan, dilepas, dihempas"

"Ternyata, perjuangan, pengorbanan,  kesetiaan, luka tidak cukup berharga dimatanya, Mas", Andi terduduk bersimpuh menangis, dan aku memeluknya, aku tahu, kebaikan gak selamanya menemukan jalan yang lapang.

Sambil bersenggukan Andi menangis, dan dalam hati aku berkata "Apakah kita harus selalu baik?

Sore itu menjadi gelap, rintik hujan mulai turun membasahi kami berdua, kami berdiri dan berjalan lagi, aku melihat wajah Andi, dan melihat Airmatanya, bercampur dengan air hujan yang mulai deras, menetes ke tanah, membasahi jalanan kami pulang.

Air bercampur airmata itu menetes, tersapu oleh kendaraan lewat, bercampur dengan debu jalan, mengalir ke sungai dan berhenti di laut keabadian.

GBK akhirnya menemukan takdirnya, menjadi tempat Bapakku perpeluh kerinngat menjadi kuli bangunan, dan menjadi tempat Andi menangis karena cinta, luka dan penghianatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun