Mohon tunggu...
Sosa Male Signatori
Sosa Male Signatori Mohon Tunggu... -

Male Signatori

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta oh Jakarta

15 Agustus 2010   15:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah ibukota Indonesia yang terletak dibarat Indonesia. Dengan luas wilayah kurang lebih 640 Km2 itu terdapat sekitar 10 buah sungai alam dan buatan. Kota yang pernah menjadi kekuasaan bangsa Portugis pada tahun 1511 itu kini bernama Jakarta. Suatu kota terpadat dan bisa dibilang paling sibuk dari beberapa kota lain di Indonesia. Kurang lebih 8,5 juta penduduk bermukim di kota itu saat ini. Jakarta. Kota yang menjadi sandaran hidup dan tujuan dari mimpi-mimpi sebagian orang diluar sana terlepas dari semua masalah yang ada di dalamnya. Kemacetan, teriknya matahari saat musim panas maupun banjir yang hampir merata saat musim penghujan datang. Mungkin itu beberapa contoh masalah yang membentuk satu kesatuan dan melekat pada salah satu kota dengan penduduk terpadat ke 22 di dunia. Tak seperti beberapa tahun lalu Jakarta saat ini dipenuhi dengan penduduk yang tingkat egoismenya sangat besar. Paham kapitalisme menjadi salah satu anutan penduduknya. Segala sesuatunya diukur berdasarkan uang. Mementingkan diri sendiri. Berbanding lurus dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman tak heran jika tingkat kemiskinan dan kejahatanpun semakin meningkat pula di kota yang pada awalnya bernama Sunda Kelapa. Biaya hidup yang tinggi dan kesan glamor yang ditunjukan penduduknya memaksa sebagian kecil penduduknya melakukan kegiatan dengan berdasarkan pemikiran singkat untuk bertahan hidup seperti penodongan, pencopetan, penipuan bahkan banyak anak-anak kecil meminta-minta ditengah kemacetan yang tak sepantasnya ia melakukan di umurnya saat itu. Semuanya hanya untuk mengisi perut dan melanjutkan hidup setidaknya sampai beberapa hari kedepan. Keadaanlah mengajarkan hal itu saat ini. Burukkah Jakarta? Saya rasa tidak. Jakarta adalah salah satu hal terbaik saat ini walaupun hanya tinggal di sebuah kontrakan beratapkan asbes di sebuah daerah pinggiran kota itu. Dengan 2 buah kamar dan sebidang tanah didepan rumah hanya untuk sekedar menanam bunga Rosaceae dan bougenville ditambah lagi dengan adanya sebuah pohon mengkudu yang tertanam bersebrangan dengan pohon rambutan menambah hijaunya pelataran di depan rumah. Kota tempat bertemunya seorang wanita sederhana dari perkampungan aceh dan laki-laki hebat dari daerah jawa yang kusebut sebagai orang tua dari aku, adiku maupun kakakku. Ya mungkin karena itu aku menjadikan alasan bahwa Jakarta merupakan salah satu hal terbaik saat ini. Berkumpul tengah malam dipusat kota disebuah monumen sekedar untuk melepas lelah dari kesibukan panjang yang menjadi keseharian di kota itu. Berkumpul bersama sahabat di lengkapi secangkir kopi hangat dan pekatnya malam di kawasan senayan semakin mengajarkanku indahnya Jakarta dari sudut pandang kesederhanaan tentang bagaimana menikmati hidup ini dan menjadikannya salah satu hal terbaik saat ini. Dilahirkan. Dibesarkan. Diajarkan dan belajar mengenai arti kehidupan. Bertemu pasangan. berpisah dengan pasangan. Dikecewakan. Mengecewakan. Tertawa. Ditertawai. Menangis maupun ditangisi. Jutaan perasaan pernah diajarkan di kota ini. Jakarta. Namun Jakarta tetaplah Jakarta. Kota yang akan tetap “hidup” saat sebagian penduduknya terjaga dalam gelapnya malam, kota dimana menjadi awal cerita indah saat bertemu dengan pasangan, sahabat, teman bahkan saudara yang terlupakan dan mungkin menjadi tempat terakhir anda ataupun orang terdekat anda beristirahat dan mengakhiri sgala tuntutan-tuntutan dalam sebuah lembar cerita kehidupan anda. Ya. Kota itu bernama Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun