Melihat tagline ini saya tertawa miris dibuatnya. Entah mengapa saya benar-benar trenyuh melihat kenyataan bahwa negara Indonesia yang berazaskan Pancasila ternyata dijalankan oleh orang-orang yang super materialis. Betapa tidak, pada waktu pemerintah Arab Saudi mencanangkan program renovasi Ka’bah untuk peningkatan pelayanan, pemerintah Indonesia malah ngotot minta dispensasi. Padahal alasan pemangkasan 20% adalah hasil dari analisa mendalam agar para jemaah haji tidak terganggu/berkurang kenyamanannya selama menunaikan haji.
Namun apa hendak dikata pemerintah Indonesia yang seolah-olah sigap segera melobi pemerintah Arab Saudi agar memberikan pengecualian kepada Indonesia. Bahkan dikabarkan pemerintah kecewa karena Arab Saudi menolak negosiasi. Begitu ditolak negosiasinya, munculah statement bahwa pemerintah Indonesia akan rugi 800 milyar. So what getoloh? Angka segitu saja diributin? Dana kampanye partai sampeyan akan berkurang ya? Mikir dong, uang dana abadi haji yang sekian triliun hasil dari eksploitasi jemaah haji dikemanain?
Hal menjijikan ini menjadi gambaran buruknya pelayanan di Indonesia, coba saja kita lihat dimana-mana. Kereta api penumpang berjubel melebihi kapasitas, dengan alasan lagi jam padat. Pada waktu menjelang lebaran, orang bertumpuk di kendaraan juga dimaklumi karena lagi musim mudik. Akibatnya kenyamanan dan keselamatan rakyat terbaikan. Beruntunglah Saudi Arabia menutup negosiasi. Bila perlu teruslah kuota itu dipangkas biar negara ini rugi triliunan dan akhirnya mereka berpikir, pelayanan ibadah haji tidak lagi soal untung rugi, tetapi soal peningkatkan dan penyempurnaan iman agar setelah mereka kembali menjadi mabrur.
Jadi bukan mikirin 800 milyar-nya saja, Boss!
Entahlah...
[1] Sopyan MK, pengamat dan pemimpi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H