Mohon tunggu...
Sopi Alfi Sahriatun
Sopi Alfi Sahriatun Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya suka bikin content creator sama live streaming

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

dinamika pengambilan keputusan organisasi sekolah dalam mengelola perubahan kurikulum

20 Desember 2024   17:06 Diperbarui: 20 Desember 2024   17:06 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Sopi Alfi Sahriatun/ Mahasiswa MPI/ S2 PPs. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Pengambilan keputusan dalam organisasi sekolah sangat penting, terutama ketika menghadapi perubahan kurikulum. Perubahan ini memerlukan pertimbangan matang, karena berhubungan langsung dengan kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa. Proses pengambilan keputusan harus melibatkan berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, dan orang tua, agar perubahan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan dunia pendidikan.

Pertama: Tantangan dalam Perubahan Kurikulum

Perubahan kurikulum di sekolah seringkali menimbulkan tantangan bagi semua pihak yang terlibat, mulai dari kepala sekolah hingga siswa. Kurikulum yang baru biasanya memerlukan penyesuaian dalam metode pengajaran, materi ajar, dan evaluasi pembelajaran. Kepala sekolah harus memimpin proses ini dengan bijaksana, memastikan bahwa semua perubahan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan yang lebih baik. Proses pengambilan keputusan harus melibatkan semua pihak terkait untuk mencapai solusi yang efektif dan menyeluruh.

Kedua: Keterlibatan Guru dan Siswa dalam Pengambilan Keputusan

Guru memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan terkait perubahan kurikulum, karena mereka adalah pihak yang langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Melibatkan guru dalam diskusi mengenai perubahan kurikulum akan memberikan wawasan yang berharga tentang metode pengajaran yang efektif. Selain itu, siswa juga harus diberi kesempatan untuk memberikan masukan, agar perubahan tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan melibatkan kedua pihak ini, keputusan yang diambil akan lebih realistis dan dapat diterima dengan baik di lapangan.

Ketiga: Kolaborasi dengan Orang Tua dan Pihak Eksternal

Selain guru dan siswa, orang tua juga memiliki peran dalam pengambilan keputusan terkait perubahan kurikulum. Orang tua dapat memberikan perspektif tentang bagaimana perubahan kurikulum akan mempengaruhi perkembangan anak mereka di rumah. Sekolah juga perlu berkolaborasi dengan pihak eksternal, seperti dinas pendidikan atau ahli pendidikan, untuk memastikan bahwa perubahan kurikulum sesuai dengan standar dan perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan. Kolaborasi yang baik antara semua pihak akan mempermudah implementasi perubahan kurikulum dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Natizah: Pengelolaan perubahan kurikulum di sekolah memerlukan pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua. Dengan melibatkan semua pihak, keputusan yang diambil akan lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan pendidikan. Kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan pihak eksternal sangat penting untuk memastikan bahwa perubahan kurikulum berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Proses pengambilan keputusan yang terbuka dan inklusif akan memperkuat implementasi kurikulum baru, menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik, dan mendukung kemajuan pendidikan di sekolah.

*Tulisan ini disarikan dari mini riset yang berjudul Pengambilan keputusan pimpinan organisasi pendidikan / Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Ahmad Rusdiana., MM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun